MAGELANG, KOMPAS.TV – Kawasan Magelang bisa dijadikan sebagai pilihan apabila Anda berencana berwisata ke Jawa Tengah. Salah satu objek wisata paling populer di Magelang adalah Candi Borobudur.
Kawasan Borobudur telah ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai Destinasi Super Prioritas #DiIndonesiaAja.
Destinasi lain yang tergabung dalam Destinasi Super Prioritas adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Program Jalan-Jalan episode 3 yang dipandu Rezha Disastra dan Steffy Ai akan mengajak Anda melihat daya tarik wisata Borobudur selain candinya.
Tips Bepergian Lewat Jalur Udara Saat Pandemi
Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar aktivitas memerlukan penyesuaian, termasuk berwisata. Simak sejumlah tips agar perjalanan Anda tetap aman dan nyaman.
Sebelum bepergian, Anda harus memastikan tubuh dalam kondisi prima. Bawalah botol minum, masker cadangan, dan hand sanitizer sebagai barang esensial. Jangan lupa untuk selalu menaati protokol kesehatan yang berlaku.
Sesuai peraturan pemerintah, wisatawan wajib mengisi formulir Electronic Health Alert Card atau eHAC bila menempuh jalur udara.
Saat ini eHAC akan diperiksa sebelum keberangkatan sehingga pengisian data eHAC sebaiknya dilakukan di rumah agar tidak terburu-buru.
Pastikan juga tujuan wisata Anda telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Ceklah tempat wisata tersebut apakah sudah telah tersertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment).
Borobudur, Candi Buddha Terbesar di Dunia
Untuk bisa sampai ke Borobudur langsung saja pilih penerbangan dari kota Anda menuju Bandara Yogyakarta International Airport.
Setelah itu, Anda bisa naik bus DAMRi dengan tiket seharga Rp 20 ribu. Jika ingin menyewa mobil jarak yang ditempuh memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Sebagai alternatif, Anda bisa naik kereta tujuan Stasiun Tugu. Dari stasiun menuju Borobudr bisa menggunakan bus DAMRI dengan harga tiket Rp 75 ribu.
Candi Borobudur merupakan daerah wisata bersertifikasi CHSE. Karena itu, sebelum masuk pengunjung wajib memindai QR code di PeduliLindungi dan lolos pengecekan suhu tubuh. Pengunjung juga harus mencuci tangan terlebih dahlu dan selalu mengenakan masker.
Berwisata ke Borobudur pastinya tidak lengkap tanpa membahas Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia.
Baca Juga: Candi Borobudur Tetap Buka Selama Waisak
Kemegahan bangunan Candi Borobudur terbagi dalam sepuluh tingkat. Tingkatan tersebut memiliki filosofi yang melambangkan tahap dan proses hidup manusia.
Menurut penelitian para ahli Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada abad ke-8 saat kerajaan Mataram Kuno diperintah Dinasti Syailendra.
Dilihat dari besarnya ukuran dan keunikan arsitektur Candi Borobudur, pembuatannya diperkirakan memakan waktu puluhan bahkan seratus tahun lebih.
Candi Borobudur dibangun menggunakan material batu andesit. Namun, sampai saat ini bahan perekat batu di Candi Borobudur belum pernah ditemukan. Batuan tersebut tidak direkatkan menggunakan semen atau putih telur ayam.
Sampai sekarang teknologi yang digunakan masa itu untuk menyusun batu-batu setinggi 35 meter ini masih menjadi misteri. Meski demikian Candi Borobudur masih berdiri kukuh dan megah.
Saat ini pengunjung tidak diizinkan naik ke bangunan candi demi menjaga strukturnya. Karena Borobudur hanya ada #DiIndonesiaAja harus dijaga bersama agar tetap bisa dilihat di masa mendatang.
Ada cara lain menikmati Borobudur dan sekitarnya selain berjalan, yaitu dengan menyewa VW Safari. Penyewa akan diajak berkeliling mengitari perkampungan, sawah, dan ladang di sekitar kawasan Borobudur.
Baca Juga: Menikmati Keindahan Likupang, Hidden Gem #DiIndonesiaAja di Ujung Timur Sulawesi Utara
Pemandangan yang ditawarkan tidak kalah apik dengan udara sejuk pedesaan. Tarif VW Safari berkisar Rp 250–750 ribu, tergantung jalur dan durasi penyewaan.
Sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas, banyak tempat-tempat wisata baru atau yang dikembangkan oleh penduduk sekitar Borobudur. Ide berwisata dengan VW Safari memudahkan wisatawan berkunjung ke tempat-tempat wisata ini.
Permintaan wisatawan yang ingin bersafari cukup tinggi sehingga kebutuhan tenaga kerja pemandu bertambah. Hal ini sekaligus membantu dan mendukung para pelaku wisata serta penduduk sekitar.
Pengalaman seru healing di Desa Karanganyar
Setelah puas berkeliling Borobudur, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Desa Karanganyar. Jarak dari Candi Borobudur ke Desa Karanganyar hanya sekitar lima kilometer atau sepuluh menit menggunakan mobil.
Desa Karanganyar masuk dalam daftar 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2021 karena dianggap memiliki berbagai potensi, baik dari segi kearifan lokal, keindahan, dan ekonomi kreatif.
Penginapan yang dapat Anda coba di kawasan Karanganyar adalah Balkondes Homestay.
Salah satu wisata menarik yang bisa Anda dapatkan di Karanganyar adalah wisata edukasi budidaya lebah penghasil madu. Dari penginapan, pengunjung dapat meminjam electric scooter untuk ke penangkaran lebah madu.
Baca Juga: Merapah Pesona Danau Toba, Destinasi Super Prioritas Kelas Dunia #DiIndonesiaAja
Pengunjung akan mempelajari jenis-jenis lebah dan berbagai macam madu yang dihasilkan. Perbedaan rasa madu disebabkan variasi jenis bunga yang dihisap lebah.
Tidak hanya dapat ilmu, pengunjung juga bisa langsung mencicipi madu dan honeycomb di penangkaran. Selain rasanya enak, madu dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan baik untuk kesehatan.
Rasakan juga udara sejuk dan pemandangan indah sunrise saat yoga di Bukit Dagi yang berseberangan dengan Candi Borobudur. Meskipun harus bangun tidur sedini mungkin, rasanya sebanding dengan pengalaman yang ditawarkan.
Usai yoga, Anda bisa mengunjungi Balai Ekonomi Desa alias Balkondes Karanganyar. Balkondes berfungsi sebagai etalase desa wisata. Semua potensi desa dipamerkan di balkondes, seperti tempat makan, penginapan, dan ekonomi kreatif.
Saat berkunjung, Menteri Kemenparekraf Sandiaga Uno menganggap Desa Karanganyar sebagai tujuan wisata yang dapat membuat hati bahagia.
“Pariwisata merupakan industri tentang kebahagiaan. Anda bisa menawarkan berbagai wisata seperti alam dan budaya. Kalau kita bisa membuat wisatawan yang datang merasa happy dan feel good akan menjadi daya tarik berkelanjutan,” ucap Sandiaga.
Desa Wisata Karanganyar menawarkan aktivitas outdoor berupa keliling desa naik ATV (All-Terrain Vehicle – motor roda empat).
Kepala Desa Karanganyar Suyanto mengatakan Desa Karanganyar makin dikenal di tingkat nasional sejak Borobudur dijadikan Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Jumlah wisatawan yang datang pun makin meningkat.
Hal ini membuat warga sekitar makin semangat dan antusias mengembangkan potensi desa sebagai desa wisata. Makin meningkat pengunjungnya, makin berkembang pula kegiatan ekonominya.
Desa Karanganyar bahkan berkolaborasi dengan desa-desa wisata di sekitar dalam mengembangkan paket-paket wisata. Salah satunya adalah kegiatan trekking keliling desa-desa.
Selain itu, banyak juga kegiatan penelitian dan pendampingan oleh para akademisi sehingga desa makin terbantu.
Wisata Budaya, Ekonomi Kreatif, dan Kuliner di Desa Karanganyar
Puas mengeksplorasi sekitar desa, kini saatnya menambah pengalaman budaya dengan mencoba tari tradisional. Pengunjung dapat mempelajari Tari Kubro Siswo yang erat kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Sesuai namanya, kubro berarti besar sedangkan siswo artinya murid. Jadi, tari Kubro Siswo memiliki makna murid-murid yang memiliki pengabdian besar terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Lelah beraktivitas seharian Anda dapat beristirahat di homestay. Homestay yang ditawarkan di Desa Karanganyar ini mempermudah wisatawan dalam hal akomodasi bersih dan nyaman.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp 250 ribu per malam. Selain tempat tidur ber-AC dan kamar mandi dalam, harga tersebut sudah termasuk sarapan sekaligus akses internet. Wisatawan pun tidak perlu khawatir karena di tiap homestay sudah menerapkan protokol kesehatan ketat.
Kemenparekraf juga mengadakan pelatihan guna peningkatan sumber daya manusia di bidang manajemen, tata kelola homestay, dan pemandu lokal.
Sebagai bentuk ekonomi kreatif, Desa Karanganyar memiliki gerabah yang bisa dijadikan oleh-oleh. Pengunjung dapat langsung menyaksikan pembuatan gerabah serta mencoba membuat sendiri.
Uniknya, sekitar 80 persen pengrajin gerabah merupakan ibu-ibu desa. Para bapak bertugas mencari bahan baku gerabah, yaitu tanah liat.
Anda yang berada jauh pun bisa membeli kerajinan gerabah lewat akun Instagram dan Facebook Brayat Kalipah. Dengan begitu, Anda turut membantu perekonomian lokal dan bangga menggunakan produk lokal.
Berwisata belum komplit rasanya bila belum mencicipi kuliner khas daerah. Jika berkunjung ke Magelang, jangan lupa mencoba mangut ikan beong.
Biasanya, hidangan mangut menggunakan ikan manyung atau lele. Namun, mangut khas Borobudur berbahan dasar ikan beong yang banyak hidup di sepanjang perairan Sungai Progo, Magelang. Cara pembuatannya pun berbeda dari mangut pada umumnya.
Pertama-tama, ikan beong digoreng terlebih dahulu sampai matang. Kemudian, ikan beong goreng dipotong dan dimasak dalam kuah santan berbumbu. Bumbu pedas gurih dari rempah-rempah menambah kenikmatan tekstur daging ikan beong yang kenyal dan tebal.
Satu porsi mangut beong dapat Anda nikmati dengan harga Rp 40–80 ribu, tergantung ukuran ikan yang dipilih. Jika Anda pecinta masakan pedas jangan lewatkan hidangan ini, ya!
Saksikan wisata virtual bersama Steffy dan Rezha hanya di program Jalan-Jalan tiap hari Minggu pukul 10.30 WIB di Kompas TV. Kompas TV dan Kemeparekraf juga menyiapkan kuis berhadiah merchandise menarik bagi penonton setia Program Jalan-Jalan.
Anda dapat langsung mengunjungi Instagram Kompas TV untuk menjawab kuis. Psst… Bocoran jawabannya ada di Jalan-Jalan episode 3, lho!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.