SOLO, KOMPAS.TV - WhatsApp telah menjadi aplikasi perpesanan instan yang paling banyak diakses pengguna ponsel di seluruh dunia. Namun, sisi keamanan WhatsApp hingga kini masih membuat penggunanya cemas, sebab terbukti tak sedikit yang telah menjadi korban peretasan.
Pembajakan atau hacking akun WhatsApp ini jelas sangat mengganggu. Ada banyak data pribadi dan pesan privasi pengguna yang perlu dijaga ekstra.
Tak cuma itu, pembajakan akun WhatsApp juga akan menghambat berbagai aktivitas pengguna, mulai komunikasi terkait pekerjaan, tugas hingga pasangan.
Baca Juga: Hati-Hati Download APK Ini, Bisa-Bisa Akun WhatsApp Diblokir Permanen
Pengguna perlu mengetahui tanda-tanda WhatsApp dibajak orang lain agar bisa segera menyelamatkannya.
Berikut 5 ciri WhatsApp di-hack atau diretas pembajak, dirangkum dari Forbes dan LinkedIn:
Ada aplikasi asing yang tiba-tiba muncul di ponsel? Bisa jadi itu adalah alat untuk membajak akun WhatsApp, email dan berbagai informasi penting di gawai Anda.
Aplikasi asing itu bisa berupa keylogger. Aplikasi keylogger bekerja menyadap seluruh ketikan dengan membaca gerakan di layar ponsel, termasuk saat menekan tuts keyboard.
Pembajak tidak dikenal bisa saja menyembunyikan aplikasi keylogger ini dengan tampilan software lain yang tak mencurigakan. Seperti kalkulator, misalnya, atau perangkat bawaan lain yang jarang digunakan.
Untuk mengecek, pengguna dapat melakukan scanning dengan aplikasi anti-virus terpercaya.
Pengguna WhatsApp bisa saja melihat ada pesan yang berstatus terbaca atau bertanda centang biru dua sebelum membacanya. Hal ini bisa menjadi tanda akun WhatsApp di-hack.
Pembajakan ini bisa terjadi karena orang tak bertanggung jawab itu memanfaatkan celah WhatsApp Web.
Bila suatu saat ponselmu menerima SMS berisi kode OTP, pengguna mesti berhati-hati. Hal itu bisa menjadi tanda bahwa ada orang yang berniat membajak akun WhatsApp.
Kode OTP ini penting untuk memverifikasi pengguna. Sebab itu, hati-hati bila ada orang yang meminta kode OTP yang diterima ponsel pengguna.
Terlebih jika orang tersebut tidak Anda kenal atau nomornya tidak Anda simpan.
Baca Juga: Waspada Peretasan Telegram via WhatsApp untuk Penipuan, Begini Modusnya
Akan tetapi, ada pula pembajak dengan teknologi canggih yang dapat menyadap SMS. Sebab itu, pengguna disarankan memasang two-factor authentication (2FA) sebagai langkah pencegahan.
Pembajak dengan metode canggih dapat terus memaksa WhatsApp mengirimkan kode OTP terus-menerus selama 12 jam.
Ini adalah cara pembajak untuk membuat WhatsApp membatasi pengiriman kode OTP tersebut. Akan tetapi, pengguna masih tetap bisa menggunakan WhatsApp secara normal.
Hal ini akan berkembang menjadi masalah, bila pengguna yang merasa terganggu memilih opsi deactive akun dan meng-install ulang WhatsApp. Tindakan itu akan membuat pembajak bebas melakukan hack pada akun WhatsApp.
Bila muncul notifikasi “Your phone number is no longer registered with WhatsApp on this phone”, itu berarti pembajak telah mengirimkan email pada WhatsApp dengan mengaku akunnya telah diretas.
Dengan itu, akun WhatsApp akan menjalani proses deactive dan pengguna tak dapat mengaksesnya.
Pengguna benar-benar tak memiliki akses dari akun WhatsApp lagi, bila mendapat notifikasi berbunyi “try again after -1 seconds”
Baca Juga: Data KPAI Dijual ke Forum Hacker, Komisi I DPR: Ini Menegaskan Pentingnya UU PDP
Sumber : Kompas TV/Forbes/Linkedin
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.