JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini sebagian daerah di Indonesia mulai kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memprediksi puncak kemarau kering di Indonesia akan terjadi pada akhir Agustus hingga Desember 2023 ini secara bertahap.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kondisi beberapa sungai di Indonesia juga mulai kering.
"Memang kalau kita lihat di lapangan sungai-sungai sudah kelihatan mulai mengering ya, bantarannya yang biasanya tertutup air, sudah bisa untuk mungkin sepak bola kali ya, atau bermain voli, ini sudah mulai mengering," kata Dwikorita di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/8/2023) sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas TV Dipo Nurbahagia.
Baca Juga: Kemenag Bekukan Sementara Izin 4 Agen Travel Umrah yang Terbukti Langgar Aturan
Di dalam agama Islam, diriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW pernah mempraktikkan salat meminta hujan, yakni Salat Istisqa.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Menurut penjelasan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, M Ishom el-Saha, al-istisqa' ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya).
Ulama Fiqh mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat sunnah muakkadah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.
Baca Juga: Apa Itu Hari Tasyrik Usai Iduladha? Berikut Penjelasan Waktu dan Amalannya
Salat Istisqa dilaksanakan pada siang hari. Hal itu mengacu pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari istri nabi, Aisyah Ra.
Dalam hadis tersebut, Aisyah menungkapkan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan salat istisqa setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idulfitri atau Iduladha.
Para ulama berpendapat salat istisqa' dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu saat matahari di atas kepala dan saat terbenam matahari.
1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
2. Imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa
Niat salat istisqa: Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala (Artinya: Aku sengaja salat sunah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala)
3. Usai takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali pada rakaat kedua.
4. Pada setiap rakaat, imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
5. Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Baca Juga: 10 Tips Kurangi Paparan Polusi Udara di Dalam dan Luar Ruangan dari Pakar Kesehatan Paru UI
6. Imam menyampaikan khotbah dan didengarkan oleh jemaah yang hadir. Khotbah salat istisqa' terdiri dari dua khotbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khotbah.
Rukun khotbah dan tata caranya dalam salat istisqa' sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id.
Di antaranya membaca takbir 9 kali pada khotbah pertama dan takbir 7 kali pada khotbah kedua.
Dalam materi khotbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
"Tiap-tiap mengakhiri khotbah pertama dan khotbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jemaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya," tulis Ishom, Minggu (6/8/2023) dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia.
Sumber : Kompas TV/Kemenag RI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.