Para ulama berpendapat salat istisqa' dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu saat matahari di atas kepala dan saat terbenam matahari.
1. Imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
2. Imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa
Niat salat istisqa: Ushalli sunnatal istisqa'i rak'ataini (imaaman/ma'muman) lillahi ta'ala (Artinya: Aku sengaja salat sunah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta'ala)
3. Usai takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali pada rakaat kedua.
4. Pada setiap rakaat, imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rukuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
5. Pada rakaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
Baca Juga: 10 Tips Kurangi Paparan Polusi Udara di Dalam dan Luar Ruangan dari Pakar Kesehatan Paru UI
6. Imam menyampaikan khotbah dan didengarkan oleh jemaah yang hadir. Khotbah salat istisqa' terdiri dari dua khotbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khotbah.
Rukun khotbah dan tata caranya dalam salat istisqa' sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id.
Di antaranya membaca takbir 9 kali pada khotbah pertama dan takbir 7 kali pada khotbah kedua.
Dalam materi khotbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
"Tiap-tiap mengakhiri khotbah pertama dan khotbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jemaaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya," tulis Ishom, Minggu (6/8/2023) dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia.
Sumber : Kompas TV/Kemenag RI
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.