Kisahnya bermula saat Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari Ra tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya.
Hal itu membuat Umar kesulitan untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru.
Karenanya, Umar mengadakan musyawarah dengan para sahabat dan orang terpandang pada saat itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.
Musyawarah yang diselenggarakan Umar akhirnya menghasilkan beberapa pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan sebagai patokan memulai tarikh Islam tersebut.
Awalnya, tahun baru Islam akan mengacu pada kelahiran Nabi Muhammad. Ada pula yang mengusulkan tahun kebangkitannya menjadi Rasul hingga tahun wafatnya.
Namun, di antara banyaknya pilihan akhirnya ditetapkanlah bahwa tarikh Islam dimulai dari hari hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah, yaitu awal tahun hijriah yang dimulai dengan penyebutan nama Muharram.
Baca Juga: Ramaikan Tahun Baru Islam Ratusan Warga Pawai Obor
Hal itu berdasarkan firman Allah perihal pembangunan masjid Kuba,
“La masjidun ussisa alat taqw min awwali yawmin” atau “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama (Surat At-Taubah ayat 108).
Malam tahun baru Islam hendaknya disambut dengan melakukan hal-hal baik seperti beribadah, renungan atas dosa-dosa di tahun lalu serta membuat perencanaan untuk tahun mendatang.
Di malam tahun baru, hendaknya umat Islam harus mempunyai perencanaan bahwa tahun yang akan datang ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
Berikut beberapa amalan malam tahun baru Islam:
1. Zikir
2. Sedekah
3. Salat malam
4. Berdoa
5. Bertaubat, memohon ampun kepada Allah SWT
Sumber : Kemenag.go.id, Gramedia.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.