JAKARTA, KOMPAS.TV - KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau biasa disapa Gus Baha menjelaskan tentang penggunaan HP (Handphone) bisa jadi ladang syikir. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Kata Gus Baha, ketika seseorang senang sesuatu, maka sejatinya ia bisa jadi akan ‘diperbudak’ sesuatu tersebut. Termasuk soal HP yang bisa memperbudak manusia.
“Kamu suka HP? Bangun tidur yang pertama dicari adalah HP. (jika) pergi tanpa tasbih, masih bisa tetap lanjut. Tapi kalau tidak bawa HP, jadi bingung. Tidak usah menuduh orang lain, itu maksudnya kita,” papar Gus Baha dalam sebuah ceramah di situs resmi Santri Gayeng, KOMPAS TV sudah izin mengutip Gus Baha.
Lantas dengan kelakar beliau mengatakan, jangan gemar nuduh orang lain sebab bisa jadi kita yang memang sudah diperbudak HP.
“Coba kamu pergi tanpa bawa tasbih, kamu lanjut atau tidak? Jawab saja… kalau HP tidak bawa, kayak ada yang hilang,” kelakar Gus Baha.
Pengasuh Ponpes Tahfidz Al-Quran LP3IA Rembang itu lantas menjelaskan, tiap malam beliau justru bingung jika tidak pegang tasbih.
“Kamu malah tenang-tenang saja, haduh! Saya malah lebih suka wiridan (zikir-red) saat hendak tidur, kalau saat bangun inget Allah, kalau tidur kan rawan lupa. Bedanya, kalau kalian hendak tidur lupa Alah, saat bangun juga lupa Allah. Repot!” canda beliau, diikuti tertawa para Jemaah.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Hukum Wudu atau Mandi Junub di Toilet Hotel, Sah atau Tidak?
Mufassir tersebut lantas cerita, ia pernah diskusi perihal kemusyrikan dengan orang yang menggagap segalanya itu musyrik. Mulai dari soal keris hingga perkara tradisi, tapi sangat keras berpendapat.
“Beberapa orang menuduh seseorang jadi syikir karena punya batu akik, keris maupun jimat yang dibawa bepergian. Alasannya, mereka dianggap bergantung pada makhluk,” tandas Gus Baha.
Lantas, beliau bertanya kepada mereka tentang syirik dengan memakai analogi terkait ketergantungan pada makhluk.
“Saya lantas bertanya, kalau makna akik atau keris terkait apa? Ketergantungan pada makhluk, katanya, berarti orang kota semuanya syirik dong? Karena merasa kalau bepergian tidak nyaman jika pergi tanpa bawa HP. Kenapa yang begitu tidak dianggap syirik?” terang beliau.
Sedangkan, kata beliau, mereka yang tidak nyaman membawa jimat kok dianggap syirik?
“Alasannya, nggak nyaman? Mereka, katanya, kalau ke Papua ‘kan tidak nyaman pakai keris. Lantas saya balik tanya, Anda kalau ke Papua tanpa bawa ATM atau HP tenang tidak? Dijawab tidak. Itu kan namanya percaya sama makhluk, kenapa tidak dikatakan syirik juga? Dia pun terdiam,” tambah Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan soal Terlalu Benci Orang Arab Bisa Jadi Dosa Besar, Apa Alasannya?
Lantas, beliau menegaskan, sebaiknya seseorang itu tidak gemar gemar ‘menghukumi’ orang lain. Apalagi dengan gampang mengatakan seseorang syirik atau semacamnya.
HP bisa jadi analogi terkait syirik itu, kata Gus Baha, ketika seseorang lebih gemar HP melebihi tasbih dan yang lain atau sampai melalaikan ibadah.
“Perbanyak saja istighfar, mengakui bahwa kita itu banyak dosa,” tambah beliau.
Itulah ladang syirik yang dimaksud Gus Baha dengan cara menggunakan HP dengan berlebihan. Gus Baha ingin kita sebagai mukmin jadi orang yang ikhlas, tidak terlalu repot atau tergantung terhadap segala sesuatu. Mending tergantung dengan hal-hal terkait ibadah, bukan?
Baca Juga: Gus Baha Berkisah Malaikat Azab dan Malaikat Rahmat Bingung Catat Amal Orang Tipe Begini
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.