Lantas, beliau bertanya kepada mereka tentang syirik dengan memakai analogi terkait ketergantungan pada makhluk.
“Saya lantas bertanya, kalau makna akik atau keris terkait apa? Ketergantungan pada makhluk, katanya, berarti orang kota semuanya syirik dong? Karena merasa kalau bepergian tidak nyaman jika pergi tanpa bawa HP. Kenapa yang begitu tidak dianggap syirik?” terang beliau.
Sedangkan, kata beliau, mereka yang tidak nyaman membawa jimat kok dianggap syirik?
“Alasannya, nggak nyaman? Mereka, katanya, kalau ke Papua ‘kan tidak nyaman pakai keris. Lantas saya balik tanya, Anda kalau ke Papua tanpa bawa ATM atau HP tenang tidak? Dijawab tidak. Itu kan namanya percaya sama makhluk, kenapa tidak dikatakan syirik juga? Dia pun terdiam,” tambah Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan soal Terlalu Benci Orang Arab Bisa Jadi Dosa Besar, Apa Alasannya?
Lantas, beliau menegaskan, sebaiknya seseorang itu tidak gemar gemar ‘menghukumi’ orang lain. Apalagi dengan gampang mengatakan seseorang syirik atau semacamnya.
HP bisa jadi analogi terkait syirik itu, kata Gus Baha, ketika seseorang lebih gemar HP melebihi tasbih dan yang lain atau sampai melalaikan ibadah.
“Perbanyak saja istighfar, mengakui bahwa kita itu banyak dosa,” tambah beliau.
Itulah ladang syirik yang dimaksud Gus Baha dengan cara menggunakan HP dengan berlebihan. Gus Baha ingin kita sebagai mukmin jadi orang yang ikhlas, tidak terlalu repot atau tergantung terhadap segala sesuatu. Mending tergantung dengan hal-hal terkait ibadah, bukan?
Baca Juga: Gus Baha Berkisah Malaikat Azab dan Malaikat Rahmat Bingung Catat Amal Orang Tipe Begini
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.