“Yang harus kamu benci itu maksiat,” tambah Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan soal Penggunaan Air PDAM untuk Bersuci, Najis atau Tidak?
Lantas beliau menyampaikan agar tetap melihat dengan jernih segala sesuatu. Ia juga mengingatkan, Nabi adalah sosok maksum (terlindungi) dari yang namanya kesalahan. Nama Nabi tidak akan pernah bisa lepas dari unsur Arab.
“Kalau orang Arab baik, bilang baik. Dan ketika salah, bilang saja ia salah. Sedangkan Nabi itu tidak pernah salah. Jadi kalau kamu membenci orang Arab, berarti kan termasuk di dalamnya Nabi, para sahabat,” kata Gus Baha.
Mufasir yang menulis berjilid kitab tafsir Alquran bertajuk Al-Qur’an Tafsirnya (UII Press) itu lantas memaparkan lebih lanjut soal benci berlebihan kepada orang Arab justru baiknya dihindari.
“Tapi jika yang dibenci adalah kesalahannya, tidak termasuk di dalamnya ada Nabi sebab beliau tidak pernah salah. Begitu saja kok tidak paham bedanya?” katanya.
Begitulah, Gus Baha mengingatkan kita sebagai Muslim untuk tidak terlalu membenci sesuatu dengan berlebihan. Termasuk urusan membenci orang atau budaya Arab, sebab Nabi juga dari Arab.
Yang diperbolehkan adalah, membenci kesalahannya atau kejahatannya, namun tetap dengan proporsional (moderat).
Baca Juga: Gus Baha Jelaskan soal Orang Berpikir Bisa Lebih Mulia daripada Ibadah 60 Tahun
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.