MAGELANG, KOMPAS TV - Warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bernama Suroto sudah 10 tahun terbaring di tempat tidurnya.
Selama puluhan tahun tiduran, mata Suroto lebih banyak terpejam dan mulutnya tak pernah berbicara. Ketika sesekali membuka mata, hanya melihat atap rumah dengan tatapan kosong.
Ibunda Suroto, Sukanti (75), mengatakan awalnya tak menyangka anaknya berperilaku demikian. Sebab, Suroto diketahui secara fisik sehat. Sebelumnya juga berperilaku normal.
Baca Juga: Kantor Wali Kota Magelang Dipasangi Patok TNI, Sigit: Kami Lihat Dokumen 1985, Aset Sudah Diserahkan
Namun selama 10 tahun terakhir itu sikapnya berubah secara drastis dan hanya memilih tiduran.
Selain hanya terbaring di tempat tidur yang terbuat dari galar itu, anaknya tersebut diketahui juga jarang makan.
"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun. Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," kata Sukanti dalam Bahasa Jawa seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (3/7/2020).
Menurut Sukanti, anaknya baru makan setelah tiga atau empat hari tidak makan.
Baca Juga: Bikin Haru, Kisah Pemulung Beli HP untuk Cucu Pakai Uang Receh Sekarung Viral
"Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan. Itu paling satu piring tidak habis," ujar dia.
Mengetahui informasi tentang kondisi Suroto, Ardian Kurniawan Santoso dari Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI- ACT) Salatiga, langsung mengunjungi rumahnya.
Saat pertama melihat Suroto, kondisinya cukup memprihatinkan. Sebab, saat terbaring di tempat tidurnya, Suroto hanya beralaskan rambut gimbalnya yang panjangnya sudah sampai sepunggung.
Mengetahui hal itu, Ardian kemudian memotong rambut dan kukunya. Termasuk memandikan dan mengganti pakaian Suroto agar terlihat lebih segar.
Baca Juga: TNI Pasangi Patok di Kantor Wali Kota Magelang, Komandan: Kami Minta Aset Diserahkan Secepatnya
Ketika melihat perlakuannya itu, Suroto diketahui sempat meneteskan air mata. Meski tetap tidak mau bicara dengan Ardian.
"Seperti mau berbicara tapi tertahan. Nanti secara perlahan diajak berkomunikasi dan dirawat, agar bisa kembali normal," kata Ardian.
Sementara tetangga Suroto bernama Sujono mengatakan, perilaku aneh yang ditunjukan Suroto tersebut ternyata bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, hal sama juga pernah dilakukan Suroto pada tahun 1993. Saat itu Suroto tiduran hingga dua tahun.
Baca Juga: Kisah Penggali Kubur Jenazah Corona: Diupahi Rp 750 Ribu, Rela Tak Pulang Dulu
Hanya saja, saat itu Suroto mau kembali bangun dan beraktivitas seperti layaknya orang normal. Bahkan, Suroto sempat merantau ke Bandung untuk mencari pekerjaan.
"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996. Namun selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," paparnya.
Setelah pulang dari Bandung itu, menurutnya juga masih terlihat biasa. Namun, sikapnya mulai berubah saat ada masalah dengan orangtuanya.
Saat itu uang Suroto yang dititipkan kepada ibunya untuk membeli motor ternyata justru habis untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Kisah Tukang Bubut Mencuri Akibat Kerjaan Sepi Imbas Covid-19, Malah Diberi Hadiah Polisi
Mengetahui hal itu, Suroto kecewa dan sempat depresi hingga terlibat persoalan kriminal dan dipenjara.
"Setelah keluar dari penjara itu dia sempat bertingkah aneh. Pernah ratusan bambu dijadikan tiang pancang mengelilingi rumahnya," kata Sujono.
Namun hal itu, lanjut dia, tidak berlangsung lama. Setelah ada erupsi Gunung Merapi, sikap aneh Suroto kembali berulang. Ia kembali memilih tiduran lagi hingga sekarang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.