"Hari ini saya minta Gugus Tugas Nasional, Pak Menkes, kirim masker sebanyak-banyaknya ke Surabaya, ke Jawa Timur," kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi tersebut, mengutip paparan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat di wilayah Surabaya Raya rendah dalam menerapkan protokol kesehatan.
Paparan itu merupakan hasil kajian dan survei Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya.
Baca Juga: Muhadjir Effendy Minta Kepala Daerah Lain di Indonesia Berguru Penanganan Covid-19 pada Risma
Berdasarkan temuan dari IKA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, menurut Khofifah, masih banyak warga yang tak memakai masker dan menjaga jarak di pusat keramaian seperti tempat ibadah, pasar tradisional, dan kafe atau restoran.
"Pada posisi seperti inilah yang kemudian munculnya klaster-klaster baru terutama di titik yang potensi kerumunan massa itu berasal," kata Khofifah.
Khofifah mengungkapkan, ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tempat-tempat umum masih sangat tinggi.
Berdasarkan temuan itu, terdapat 81,7 persen tempat ibadah yang masih aktif. Sebanyak 70,6 persen pengunjung tak mengenakan masker dan 64,6 persen tak menjaga jarak.
Baca Juga: Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Cara Baru Risma Akhiri Penyebaran Virus Corona
Masyarakat di pasar tradisional juga serupa. Pemprov Jawa Timur telah berulang kali membagikan masker dan pelindung wajah.
Masyarakat di pasar tradisional juga serupa. Pemprov Jawa Timur telah berulang kali membagikan masker dan pelindung wajah.
"Pasar tradisional meski sudah dibagikan masker berkali-kali kami juga minta menggunakan face shield, tapi masih 84,1 persen tidak menggunakan masker," kata Khofifah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.