Baca Juga: Data Penerima Bansos Masih Bermasalah, Jokowi Minta Dibuka Secara Transparan
Sebut saja Mbah Lasmi (65), lansia pemilik gubuk reyot yang sudah tak layak huni ini tak muncul namanya dalam daftar. Ia tinggal seorang diri tanpa penghasilan pasti. Sedangkan tetangga samping kanan kiri secara rutin mendapat jatah dana untuk kesejahteraannya.
Tapi Mbah Lasmi mengaku tak iri karena baginya rejeki datang darimana mana.
"Sing penting sehat. Kula boten iri. Kersane rejeki Kula saking pundi pundi. Allah paring gampil. (Yang penting sehat. Saya tidak iri. Supaya rejeki saya dari mana mana. Allah yang mempermudah," ucap Mbah Lasmi sumringah.
M Romli menyayangkan proses pendataan yang tidak melibatkan pemerintah desa. Daftar warga kategori miskin sudah final ketika sampai ke tangannya. Ia mengatakan perangkat desa yang paling tahu kondisi warganya. Mana yang betul betul masuk kategori miskin dan mana yang sudah mampu.
Harapannya, setelah aksi labelisasi miskin bagi penerima PKH ini selesai, warga yang sudah mampu secara ekonomi bisa lebih sadar dan memberikan kesempatan kepada warga yang berhak.
Baca Juga: Kakek Miskin Tinggal di Gubuk Reyot Berharap Bantuan Pemerintah
"Setelah ini, semoga ada peninjauan ulang dari Kemensos terkait pendataan PKH. Sehingga penerima manfaat betul betul masyarakat yang butuh," ujarnya.
Sejauh ini pihaknya merasa dirugikan ketika ada kisruh terkait PKH pasti warga langsung menyerang pemerintah desa dan menyatakan kalau pihaknya pilih kasih.
"Padahal, pendamping PKH ketika mengolah data tidak pernah koordinasi dulu dengan pihak kami," tutupnya.
(Ari Widodo/Kompas.com)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.