MAKASSAR, KOMPAS TV - Sebuah video memperlihatkan beberapa orang mengamuk di depan Rumah Sakit Stella Maris Makassar, Jalan Somba Opu, Kecamatan Ujung Pandang. Video itu lantas menjadi viral setelah tersebar di media sosial.
Dalam video itu, puluhan orang tampak meminta jenazah keluarganya yang diduga terinfeksi virus corona atau Covid-19 untuk dimandikan dan dimakamkan sendiri. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 WITA pada Sabtu (4/4/2020).
Namun, niat tersebut gagal usai aparat gabungan TNI dan Polri berjaga di depan pintu masuk rumah sakit.
Saling dorong pun sempat terjadi. Bahkan sebagian keluarga pasien nekat menerobos lewat pintu masuk ruang UGD Rumah Sakit Stella Maris.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Protokol Kesehatan Tetap Berjalan Hingga Jenazah Pasien Corona Dimakamkan
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Yudhiawan Wibisono, membenarkan adanya kejadian tersebut.
Menurutnya, memang ada keluarga pasien yang masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 mengamuk dan nekat mengambil jenazah keluarganya.
Namun, aparat gabungan TNI-Polri menggagalkan aksi tersebut dan amukan warga berhasil diredam.
Pasien, kata Yudhiawan, sudah dikebumikan di pekuburan umum untuk pasien Covid-19 di Kelurahan Macanda, Kabupaten Gowa.
"Itu tidak ada masalah. Sudah diamankan oleh Polda dan kita back up. Kini sudah aman dan sudah dibawa dan dimakamkan di Gowa," kata Yudhiawan seperti dikutip Kompas.com, Sabtu (4/4/2020).
Baca Juga: [FULL] Begini Cara Memandikan, Mengafani, Mensholatkan Jenazah Covid-19
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb, mengatakan bahwa pasien yang meninggal dunia tersebut merupakan warga Jalan Rajawali, Kecamatan Ujungpandang, Makassar.
Menurut dia, keluarga sudah menerima kematian pasien PDP Covid-19 setelah rumahnya didatangi oleh pemerintah setempat serta Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
"Setelah kami konfirmasi ke keluarganya, ternyata di pihak keluarganya sudah paham dan tidak ada masalah. Memang tadi itu ada pemahaman yang kurang," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan, pihak keluarga mengira pasien laki-laki yang meninggal itu belum positif lantaran masih berstatus PDP.
Padahal, menurut Iqbal, karena hasil laboratorium uji swab pasien belum keluar, maka pihak rumah sakit harus memakamkannya sesuai protap pemakaman pasien corona Covid-19 untuk antisipasi penyebaran virus corona.
Baca Juga: Pahami Protokol dan Fatwa Pemakaman Jenazah Covid-19 (Bag 1)
"Persepsi pemerintah dan tenaga kesehatan kalau belum ada hasilnya berarti itu dianggap covid sedangkan persepsi masyarakat kalau belum ada hasil covid maka itu dianggap negatif. Itu saja perbedaannya," kata Iqbal.
Terkait dengan masih lambatnya hasil laboratorium pemeriksaan swab yang keluar di Makassar, Iqbal pun meminta kepada pemerintah pusat untuk memperbanyak laboran yang ada di laboratorium BBLK Kementerian Kesehatan.
Menurut Iqbal, hal ini diperlukan agar keluarga korban tidak cemas dan menimbulkan rasa was-was seperti kejadian yang terjadi di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
"Kami minta di pemerintah pusat memperbanyak tenaga tenaga laboran yang ada di Makassar supaya semua hasil-hasil swab, hasil laboratorium supaya bisa keluar hasilnya lebih cepat kalau bisa dalam sehari saja sudah ada," kata Iqbal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.