Kompas TV regional jawa barat

Istri Terduga Maling Ayam yang Tewas Dikeroyok di Subang Sebut Suaminya Rutin Beri Nafkah

Kompas.tv - 5 April 2025, 05:35 WIB
istri-terduga-maling-ayam-yang-tewas-dikeroyok-di-subang-sebut-suaminya-rutin-beri-nafkah
Ilustrasi pengeroyokan. (Sumber: Tribun Palu)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

KARAWANG, KOMPAS.TV – Yeni, istri dari T (37), pria terduga maling ayam yang tewas setelah dikeroyok massa di Subang, Jawa Barat, mengaku suaminya rutin menafkahi meski tak memiliki pekerjaan tetap.

Yeni menyampaikan hal itu saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di rumahnya, Jumat (4/4/2025).

Ia menyampaikan, T hidup dengan kondisi pas-pasan bersama dirinya dan anak perempuannya yang masih SD.

Menurutnya, meski T tidak memiliki pekerjaan tetap, yang bersangkutan rutin menafkahi keluarga meski tak seberapa.

Sang suami, kata Yeni, memiliki utang sebesar Rp30 juta pada bank emok. Ia menduga suaminya mencuri untuk membayar utang tersebut.

Beberapa waktu sebelumnya, T juga pernah ketahuan mencuri kencur di kebun milik warga.

Baca Juga: Dedi Mulyadi akan Ganti Uang Kompensasi Sopir Angkot, Pastikan Oknum yang Memotong Tidak Akan Tenang

"Saya sama sekali tidak tahu motif suami saya mencuri untuk apa, mungkin juga untuk bantu buat setor bank emok," kata Yeni, dikutip Kompas.com.

"Dan uang yang dikasih ke saya juga saya tak pernah tahu uang dapat dari mana. Sekalipun tak punya kerjaan tetap, tapi dia selalu ngasih nafkah walaupun tak seberapa," sambungnya.

Mengenai uang yang dipinjam dari bank emok, menurut Yeni, sebagian digunakan untuk modal berjualan gorengan. Namun hasilnya tidak mencukupi untuk membayar utang.

Ia juga menyampaikan, saat lebaran, ia dan keluarga masih memiliki stok untuk kebutuhan dapur, seperti beras, persediaan makanan, dan uang tunai Rp300.000.

"Saat suami saya ketahuan mencuri hingga digebugin sampai meninggal, sama sekali tak terdesak oleh kebutuhan dapur," kata Yeni.

Ia pun mengaku telah mengikhlaskan kematian suaminya yang tewas dengan cara yang tragis dan keji.

"Saya ikhlas, mungkin itu jalan terbaik dari Allah untuk suami saya, sekalipun harus meninggal secara tragis dihakimi massa secara keji," ungkapnya.

Meski demikian, ia meminta agar para pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan kematian suaminya, diproses hukum.

"Saya minta hukum harus ditegakkan, untuk memberikan efek jera agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari," harapnya.

Yeni juga menyampaikan terima kasih atas empati Dedi yang bersedia mengunjungi rumahnya.

Baca Juga: Pencuri Motor di Bengkulu Tercebur ke Sumur saat Hindari Kejaran Polisi, Begini Usaha Evakuasinya

"Terima kasih atas kepedulian Pak Gubernur, terima kasih atas santunan yang diberikan, semoga apa yang diberikan Pak Gubernur ini bisa bermanfaat untuk modal usaha ke depan menghidupi anak saya," kata Yeni.

T tewas setelah dikeroyok massa di depan Kantor Desa Gandasoli, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat, Selasa (1/4/2025) lalu.

Polisi telah memeriksa delapan orang yang diduga terlibat pengeroyokan yang menewaskan T.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas.com

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x