Ia juga menyampaikan, saat lebaran, ia dan keluarga masih memiliki stok untuk kebutuhan dapur, seperti beras, persediaan makanan, dan uang tunai Rp300.000.
"Saat suami saya ketahuan mencuri hingga digebugin sampai meninggal, sama sekali tak terdesak oleh kebutuhan dapur," kata Yeni.
Ia pun mengaku telah mengikhlaskan kematian suaminya yang tewas dengan cara yang tragis dan keji.
"Saya ikhlas, mungkin itu jalan terbaik dari Allah untuk suami saya, sekalipun harus meninggal secara tragis dihakimi massa secara keji," ungkapnya.
Meski demikian, ia meminta agar para pelaku pengeroyokan yang mengakibatkan kematian suaminya, diproses hukum.
"Saya minta hukum harus ditegakkan, untuk memberikan efek jera agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari," harapnya.
Yeni juga menyampaikan terima kasih atas empati Dedi yang bersedia mengunjungi rumahnya.
Baca Juga: Pencuri Motor di Bengkulu Tercebur ke Sumur saat Hindari Kejaran Polisi, Begini Usaha Evakuasinya
"Terima kasih atas kepedulian Pak Gubernur, terima kasih atas santunan yang diberikan, semoga apa yang diberikan Pak Gubernur ini bisa bermanfaat untuk modal usaha ke depan menghidupi anak saya," kata Yeni.
T tewas setelah dikeroyok massa di depan Kantor Desa Gandasoli, Kecamatan Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat, Selasa (1/4/2025) lalu.
Polisi telah memeriksa delapan orang yang diduga terlibat pengeroyokan yang menewaskan T.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.