Kompas TV regional sulawesi

Fakta-Fakta Pengacara Tewas Ditembak di Bone Malam Tahun Baru: Kronologi dan Kesaksian Istri Korban

Kompas.tv - 2 Januari 2025, 11:29 WIB
fakta-fakta-pengacara-tewas-ditembak-di-bone-malam-tahun-baru-kronologi-dan-kesaksian-istri-korban
Ilustrasi penembakan. Sederet fakta pengacara tewas ditembak pada Malam Tahun Baru 2025 di Bone, Sulawesi Selatan. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

BONE, KOMPAS.TV - Seorang pengacara bernama Rudi S Gani (49) tewas usai ditembak pada malam Tahun Baru 2025, Selasa (31/12/2024) malam.

Penembakan yang terjadi di Bone, Sulawesi Selatan itu dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK).

Kasi Humas Polres Bone Iptu Rayendra Muhtar menuturkan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus penembakan tersebut.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan," kata Iptu Rayendra dalam keterangannya, Rabu (1/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kapolri Mutasi Kombes Irwan Anwar Buntut Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Jateng

Selengkapnya berikut sederet fakta pengacara tewas ditembak pada Malam Tahun Baru di Bone:

1. Kronologi

Berdasarkan keterangan istri korban, Maryam (45), peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Selasa malam sekitar pukul 22.30 Wita.

Ia menyebut suaminya ditembak saat tengah menikmati hidangan makan malam bersama keluarga. Saat itu, kata Maryam, tiba-tiba terdengar suara letusan.

"Ada suara letusan, kemudian suamiku jatuh, ada darah di keningnya," kata Maryam di Makassar, Rabu.

Ia mulanya mengira suaminya mengalami pecah pembuluh darah, karena belum melihat lukanya.

"Tapi setelah diperiksa, ternyata ada memar dan luka tembak," ujarnya.

2. Ada Mobil Parkir Depan Rumah Korban

Maryam mengungkapkan, sebelum penembakan terjadi, terdapat satu unit minibus berhenti di depan rumahnya tanpa mematikan mesin.

"Agak gelap di sekitar rumah karena ada mobil parkir dan lampu depannya tetap menyala, jadi agak gelap di bagian belakang mobil," ucap Maryam.

"Saya sempat lihat ada pria masuk, tapi agak samar dan saya tidak terlalu perhatikan wajahnya," sambungnya.

Baca Juga: Istri Pengacara yang Tewas Diduga Korban Penembakan OTK Sebut Ada Minibus Datang Sebelum Kejadian

Hal tersebut turut dikonfirmasi Kasi Humas Polres Bone Iptu Rayendra Muhtar.  

"Ada satu unit mobil yang parkir di depan rumah korban," kata Rayendra, Rabu saat dihubungi melalui telepon oleh Kompas.com.

Namun, kata ia, mobil tersebut langsung tancap gas saat terdengar suara letusan tembakan.

3. Polisi Bentuk Tim Gabungan

Pihak kepolisian saat ini tengah mengusut kasus dugaan penembakan yang menewaskan pengacara tersebut.

Kasi Humas Polres Bone Iptu Rayendra Muhtar mengungkapkan pihaknya telah membentuk tim gabungan.

"(Kami) telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari Reskrim, Intelkam, maupun unit Narkoba untuk menyelidiki kasus ini," tegasnya.

4. Istri Sebut Korban Tak Punya Masalah dengan Orang Lain

Maryam menyebut suaminya selama menjalankan profesinya sebagai pengacara tidak pernah memiliki konflik dengan orang lain.

Menurut penuturannya, korban merupakan orang yang sabar.

Baca Juga: Pengacara Tewas Ditembak pada Malam Tahun Baru di Bone, Polisi Bentuk Tim Gabungan

"Tidak pernah, Bapak itu orangnya sabar, tidak pernah cekcok sama orang walaupun orang agak anu sama dia, dia tetap senyum. Tidak pernah bermasalah sama orang setahu saya," ungkapnya, dilansir dari Tribun Timur.

"Kalau pun dia anu (ada masalah), pasti dia sampaikan ke saya, ada masalah, pasti cerita sama saya," ucap Maryam.

5. Sempat Urus Kasus Sengketa Lahan

Menurut Maryam, kasus terakhir yang didampingi korban, yaitu tentang sengketa lahan. 

Ia menyampaikan dirinya bersama korban sempat ke Polres Bone untuk mendampingi kliennya dalam perkara tersebut.

"Waktu hari Selasa (pekan lalu) jam 10 saya (sama Rudi) tinggalkan rumah ke Polres (Bone) masuk ke Tahbang dampingi penyerobotan lahan," kata Maryam.

"Bapak yang dampingi terlapor, setelah itu dia sempat ikuti sidang," ungkapnya.

Ia pun mengatakan, sebagai pengacara, korban memang banyak mendampingi berbagai kasus, baik pidana maupun perdata.

"Semua (kasus) sih besar, karena ada pidana ada perdata. Tidak (ada melibatkan orang-orang besar)," jelasnya.


 




Sumber : Kompas.com/Tribun Timur.




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x