Kompas TV regional bali nusa tenggara

Kunjungi Gili Trawangan, Wisatawan Asal Bekasi: kayak Bukan di Indonesia, Banyak Banget Bulenya

Kompas.tv - 25 Desember 2024, 21:58 WIB
kunjungi-gili-trawangan-wisatawan-asal-bekasi-kayak-bukan-di-indonesia-banyak-banget-bulenya
Dua wisatawan tampak mengayuh kayak di laut pantai timur Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/11/2024) sore sehabis hujan. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Deni Muliya

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Maya tengah duduk-duduk santai sambil menikmati pemandangan pantai di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/12/2024).

Cuaca siang itu mendung, dan angin yang sesekali berembus membuat suasana terasa sejuk.

Bersama sejumlah teman-temannya yang berjumlah hampir 50 orang, Maya berwisata dari Jakarta ke Lombok menggunakan bus.

Baca Juga: Libur Natal, Malioboro Ramai Wisatawan, Pantai Kuta Bali Terpantau Sepi Pengunjung

Berangkat pada Sabtu (21/12) malam, Maya dan rombongan menghabiskan waktu sekitar 30 jam di perjalanan di dalam bus.

Setibanya di Lombok, pemandu membawa Maya dan rombongan berkeliling ke tempat wisata di seantero Lombok, seperti ke Sirkuit Mandalika di selatan pulau, hingga ke Sembalun di kaki Rinjani di bagian utara. 

“Ya kami jalan-jalan, muter-muter ke Mandalika, terus ke Lombok Timur juga, terus ke (kaki) Rinjani,” terang Maya. 

Maya (65), wisatawan asal Bekasi yang datang berkunjung ke Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu (25/12/2024). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Di Lombok Utara, Maya dan rombongan menyempatkan diri berkunjung ke Gili Trawangan.

Rombongan mereka menyeberang dari daratan Lombok menggunakan lima unit speedboat

Baca Juga: Natal Tiba, Wisatawan Mulai Padati Gili Trawangan di Libur Nataru

“Sempat dag dig dug juga tadi waktu nyebrang ke sini,” ujar perempuan berusia 65 tahun asal Bekasi itu merujuk gelombang perairan Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air).

Sekadar informasi, selama empat hari belakangan, gelombang perairan Selat Lombok, termasuk di kawasan Tiga Gili, terbilang tinggi hingga bikin mabuk para penumpang kapal.

Setiba di Gili Trawangan, Maya dan sejumlah rekannya berkeliling menumpang cidomo, angkutan penumpang serupa delman atau andong yang ada di pulau seluas sekitar 340 hektare itu.

Rekan-rekannya yang lain ada yang memilih berkeliling berjalan kaki atau menyewa sepeda. 

“Sejuk ya di sini,” tutur perempuan berusia 65 tahun itu saat ditemui Kompas.tv.

Ia menunjuk pepohonan yang rindang di area tempat ia duduk. “Apalagi pohonnya rindang," katanya.

Saat direspons Kompas.tv bahwa cuaca di Gili Trawangan biasanya panas hampir sepanjang tahun kecuali di musim hujan, Maya manggut-manggut.

“Oh, pantes, soalnya biasanya pesisir pantai kan panas, ya.”

Maya juga menyebut, sebelum berkunjung ke Gili Trawangan, ia sempat membaca-baca perihal informasi hingga sejarah pulau.

Termasuk soal penduduk asli pulau yang berasal dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan yang berlayar dan terdampar di Tiga Gili, hingga mayoritas penduduk Gili Trawangan yang muslim. 

Baca Juga: Berita Foto: Romantisme Hujan di Gili Trawangan

Maya juga sempat mengungkapkan keheranannya akan banyaknya wisatawan mancanegara di Gili Trawangan.

“Kayak bukan wisata di Indonesia gitu ya, banyak banget bulenya,” celetuknya merujuk wisatawan mancanegara yang berlalu-lalang di sekitarnya.

Berwisata hingga ke Lombok, Maya mengaku takjub akan pesona keindahan alam Indonesia.

“Keindahan alam Indonesia itu sangat menakjubkan, betul-betul indah,” tutupnya.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x