Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Pengakuan Tetangga Bapak Kos Penyantap Kucing di Semarang dan Bahaya Mengonsumsi Dagingnya

Kompas.tv - 8 Agustus 2024, 11:43 WIB
pengakuan-tetangga-bapak-kos-penyantap-kucing-di-semarang-dan-bahaya-mengonsumsi-dagingnya
Ilustrasi kucing jalanan. (Sumber: Unsplash/Jerry Wang)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

SEMARANG, KOMPAS.TV – Tetangga NY, bapak kos di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, yang menyantap kucing, mengaku pernah menjadi tempat curhat mahasiswa penghuni kos.

Sutiyatun, tetangga NY tersebut mengatakan salah satu mahasiswa pernah bercerita bahwa ia melihat NY menyembelih kucing.

"Ya tahu, sudah lama nggak lihat. Tapi dulu ada anak kos yang cerita lihat (pelaku) menyembelih kucing, itu tahun 2010. Itu zaman dulu, lho," ujar Sutiyatun, Rabu (7/8/2024), dikutip Tribunnews.com.

Sutiyatun juga menyebut dirinya tidak pernah berkomunikasi dengan NY. Menurutnya, NY merupakan sosok pria yang sering bikin gaduh.

Baca Juga: Polisi Sebut Bapak Kos di Semarang Mengaku Sudah Setahun Menyantap Kucing, Jumlahnya 10 Ekor

"Orangnya sukanya bikin masalah, bikin gaduh," tuturnya.

Mengutip laman Unair.ac.id, dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Prima Ayu Wibawati menyebut daging kucing bukan termasuk kriteria konsumsi manusia.

Mengonsumsi daging kucing menurut dia sangat tidak etis. Mengacu pada UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diubah dengan UU 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009, ternak memang hewan peliharaan, namun diperuntukkan untuk pangan manusia.

“Dari UU itu, daging kucing bukan produk hewan yang masuk kriteria dikonsumsi manusia. Jadi ini merupakan tindakan penyalahgunaan. Apapun alasan (konsumsi, red) hanyalah dalih untuk menghalalkan dan membenarkan pendapat pengkonsumsi tersebut,” bebernya.

Prima juga menjelaskan bahwa tidak ada standardisasi pemotongan kucing hingga penggunaan untuk konsumsi, sehingga tidak ada jaminan keamanan untuk dikonsumsi manusia.

“Sudah jelas jaminan keamanannya tidak ada. Mulai dari penangkapan, transportasi ternak hingga bagaimana cara penyembelihannya, kita gak tau. Mungkin saja kucing membawa bibit penyakit,” sebutnya.

Bahan mengonsumsi daging kucing juga berpotensi mengakibatkan beragam penyakit zoonosis -- penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya -- karena tidak memiliki standarisasi jaminan keamanan pangan.

Berbagai penyakit meat borne disease tersebut di antaranya Tuberculosis, Brucellosis, Salmonellosis, Botulism, Staphylococcal Meat Intoxication, Taeniasis, Trichinosis hingga Clostridiosis. Bahkan infeksi rabies.

“Dikhawatirkan, berbagai penyakit dari meat borne disease berpotensi menginfeksi orang yang makan. Selain itu, kucing merupakan reservoir rabies. Jadi apabila memang memiliki virus rabies, maka juga potensi zoonosisnya juga sangat tinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Polisi Tangkap Penembak Kucing hingga Mati di Semarang

Sebelumnya Kompas.TV memberitakan, pria berinisial NY (63), pemlik rumah kos di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, mengaku kepada polisi bahwa dirinya sudah menyantap 10 ekor kucing dalam rentang waktu setahun.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gunungpati Semarang, Kompol Agung Raharjo membenarkan adanya peristiwa bapak kos yang menyantap kucing tersebut.

"Benar, tadi kan viral," jelas Agung kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).

Kepada polisi, NY mengaku telah memakan daging kucing selama satu tahun.

"Sudah 10 kali, selama setahun," paparnya.

Dia mengaku baru mengetahui adanya peristiwa orang yang memakan daging kucing di Kecamatan Gunungpati setelah melihat video yang viral di medsos. 

"Terus langsung kita cari tempat kejadian perkara (TKP). Tak tahunya TKP berada di Kelurahan Sekaran, Gunungpati," kata dia.


 

 




Sumber : tribunnews.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x