JAKARTA, KOMPAS.TV - Panitia Forum Air untuk Rakyat atau The People Water Forum (PWF) menyayangkan intimidasi yang mengarah tindakan anarkis masih digunakan untuk membungkam kebebasan berekspresi dan berdemokrasi.
Aktivis PWF yang juga panitia acara, Armayanti Sanusi menilai, sejatinya negara menjamin kebebasan berekspresi dan demokrasi.
Namun masih saja intimidasi yang mengarah ke tindakan anarkis digunakan untuk mencegah kebebasan berekspresi.
Armayanti mejelaskan, Forum Air untuk Rakyat merupakan forum umum yang bisa diikuti masyarakat untuk menyampaikan persoalan-persoalan krisis air.
Baik yang dihadapi karena pola pembangunan, investasi yang dicanangkan negara, eksplorasi hingga persoalan lain seperti privatisasi air.
Baca Juga: YLBHI Buka Suara soal Pembubaran Diskusi Krisis Air "People's Water Forum" di Bali
"Itu yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat dalam forum ini," ujar Armayanti di program Kompas Petang KOMPAS TV, Rabu (22/5/2024).
Armayanti membantah jika kegiatan Forum Air untuk Rakyat sengaja dibuat untuk menandingi acara Forum Air Sedunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.
Ia mengatakan Forum Air untuk Rakyat merupakan kegiatan reguler yang dibuat jauh-jauh hari, hanya saja acara dan tempat bersamaan dengan Forum Air Sedunia di Bali.
"Kami menciptakan forum air ini sebagai ruang berekspresi dan melakukan banyak refleksi terhadap krisis air di berbagai wilayah Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Armayanti juga menjelaskan kronologi kegiatan PWF yang mendapat intimidasi dari organisasi massa di Bali.
Baca Juga: Dianggap Ganggu Forum Air Sedunia, Diskusi Forum Air untuk Rakyat di Bali Nyaris Dibubarkan Ormas
Menurutnya, sebelum kegiatan digelar, panitia lokal PWF di Bali sudah berkomunikasi dan meminta izin kepada kepolisian.
Namun dengan alasan adanya imbauan Gubernur Bali soal kegiatan WWF, acara PWF tidak mendapatkan izin pihak kepolisian.
Kemudian pada Senin (20/5/2024), panitia menggelar jumpa pers untuk menjelaskan kegiatan dan tujuan Forum Air untuk Rakyat.
Acara jumpa pers yang digelar Senin sore waktu setempat mendapat intimidasi oleh Ormas di Bali dan membuat acara terpaksa terhenti untuk mencegah keributan meluas.
"Mereka membubarkan acara jumpa pers dengan mematikan lampu, mencopot perangkat dan spanduk kami yang ada di ruangan dan melakukan intimidasi terhadap peserta.
Setelah kami selidiki mereka menamakan diri Patriot Garuda Nusantara, Ormas yang ada di Bali," ujar Armayanti.
Baca Juga: Alasan Aliansi Gabungan Masyarakat Bali Tolak Kegiatan Forum Air untuk Rakyat
Armayanti menambahkan, setelah kejadian itu, kepolisian dan petugas Satpol PP berjaga-jaga di lokasi kegiatan agar peristiwa intimidasi yang berujung aksi anarkis tidak terulang kembali.
Meski mendapat pengawalan di lokasi kegiatan, Armayanti menilai hal tersebut tidak mengubah suasana.
Karena banyak peserta tetap mendapat intimidasi dari ormas tersebut saat keluar dari tempat menginap.
"Kami merasa masih ada pembungkaman ekspresi, pembungkaman demokrasi dan pembatasan bagi masyarakat yang memperjuangkan kedaulatan air, karena dikungkung keluar dan masuk penginapan," ujar Armayanti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.