Menurutnya, sebelum kegiatan digelar, panitia lokal PWF di Bali sudah berkomunikasi dan meminta izin kepada kepolisian.
Namun dengan alasan adanya imbauan Gubernur Bali soal kegiatan WWF, acara PWF tidak mendapatkan izin pihak kepolisian.
Kemudian pada Senin (20/5/2024), panitia menggelar jumpa pers untuk menjelaskan kegiatan dan tujuan Forum Air untuk Rakyat.
Acara jumpa pers yang digelar Senin sore waktu setempat mendapat intimidasi oleh Ormas di Bali dan membuat acara terpaksa terhenti untuk mencegah keributan meluas.
"Mereka membubarkan acara jumpa pers dengan mematikan lampu, mencopot perangkat dan spanduk kami yang ada di ruangan dan melakukan intimidasi terhadap peserta.
Setelah kami selidiki mereka menamakan diri Patriot Garuda Nusantara, Ormas yang ada di Bali," ujar Armayanti.
Baca Juga: Alasan Aliansi Gabungan Masyarakat Bali Tolak Kegiatan Forum Air untuk Rakyat
Armayanti menambahkan, setelah kejadian itu, kepolisian dan petugas Satpol PP berjaga-jaga di lokasi kegiatan agar peristiwa intimidasi yang berujung aksi anarkis tidak terulang kembali.
Meski mendapat pengawalan di lokasi kegiatan, Armayanti menilai hal tersebut tidak mengubah suasana.
Karena banyak peserta tetap mendapat intimidasi dari ormas tersebut saat keluar dari tempat menginap.
"Kami merasa masih ada pembungkaman ekspresi, pembungkaman demokrasi dan pembatasan bagi masyarakat yang memperjuangkan kedaulatan air, karena dikungkung keluar dan masuk penginapan," ujar Armayanti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.