Kompas TV regional jawa barat

Petani di Subang Jual Sawah demi Anak Jadi Polwan, Ternyata Dipekerjakan Tanpa Gaji

Kompas.tv - 21 Mei 2024, 13:18 WIB
petani-di-subang-jual-sawah-demi-anak-jadi-polwan-ternyata-dipekerjakan-tanpa-gaji
Carlim Sumarlin, seorang petani asal Subang, Jawa Barat, mengaku anaknya dipekerjakan sebagai pembantu tanpa digaji, padahal dijanjikan menjadi anggota polwan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

SUBANG, KOMPAS.TV –  Carlim Sumarlin (56), seorang petani di Kabupaten Subang, Jawa Barat mengaku menyerahkan uang Rp598  juta sebagai 'uang pelicin' agar anaknya lolos menjadi polisi wanita (polwan), namun sang anak justru dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga. Kejadian pada 2016 silam.

Pengakuan Carlim tersebut disampaikan dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Selasa (21/5/2024).

Warga Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi,  Kabupaten Subang, Jawa Barat ini mengatakan anak perempuannya berada di Jakarta selama satu tahun dan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga, padahal sebelumnya sang anak dijanjkan akan didaftarkan sebagai anggota Polri.

“Bekerja sebagai pembantu, baby sitter. Tadinya kan mau daftar polisi, ikut tes polisi, tapi ternyata di sana, di Jakarta dijadikan sebagai pembantu, baby sitter,” kata Carlim.

Baca Juga: Petani di Subang Serahkan Uang Rp598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan, Malah Dijadikan Pembantu

“Nggak didaftarin, nggak diproses dan yang lainnya,” tambahnya.

Saat ditanya, sang anak bekerja sebagai asisten ruma tangga di rumah siapa, Carlim menyebut anaknya bekerja di rumah seorang anggota Polri aktif, Yulia Fitri Nasution.

“Di rumah Ibu Yulia Fitri Nasution, atas suruhan Pak Anton sama Bu Heni, dia anggota polisi juga sama (seperti) Bu heni itu.”

“Iya, dipekerjakan (sebagai asisten rumah tangga). Selama satu tahun Bu,” tambahnya.

Saat ditanya mengenai tempat tugas anggota Polri yang ia maksudkan, Carlim menyebut yang bersangkutan bertugas di Jakarta Selatan.

“Kalau dulu katanya Bu Yulia Fitri Nasution, yang tempat tinggal anak saya, dia bertugas di Samsat Jakarta Selatan, tahun 2016.”

Carlim juga mengatakan bahwa sang anak tidak digaji meski bekerja sebagai asisten rumah tangga selama setahun di rumah itu.

“Tidak dibayarkan (gajinya), Bu. Sampai-sampai anak saya di sana dipekerjakan sebagai pembantu sampai dia sakit, sampai dia pingsan, dimarah-marahin, sampai dirawat sehari semalam di rumah sakit.”

Dalam dialog itu Carlim juga menjelaskan awal mula anaknya bekerja sebagai asisten rumah tangga dan tidak digaji.

Awalnya, kata Carlim  dirinya didatangi oleh tetangga di kampungnya yang menawarkan agar sang anak mendaftar sebagai anggota polisi wanita (polwan).

“Awalnya saya kan tidak ada minat anak saya daftar polisi, datanglah Bapak Tarya dan Pak Asep yang mengiming-imingi suruh anak masuk ke kepolisian,” kata Carlim.

Baca Juga: Petani Kena Tipu Oknum Polisi, Setor Uang Pelicin Rp 598 Juta Demi Anaknya Masuk Polwan

Kala itu, lanjut Carlim, dirinya menolak karena merasa tidak memiliki uang untuk mendaftar. Namun, terduga pelaku menyarankan agar Carlim menjual sawah serta kebunnya.

“Awalnya nolak saya, karena tidak punya uang, dia bilang ‘Sudah kebun jual saja, sawah jual aja, buat modalnya’,  katanya begitu.”

Menurut Carlim, ia menyerahkan uang tersebut kepada dua terduga pelaku yang berbeda, yakni kepada Asep melalui cara transfer dan yang kedua ia serahkan pada Heni P secara tunai atau cash.

“Dia meminta dulu. Pertama Rp200 juta meminta ke saya, ditransfer ke rekening Pak Asep Sudirman. Kedua, Rp300 juta suruh dianterin ke rumah yang bawanya, yaitu di rumah Bu Heni P, di Asrama Polisi Kalideres,” bebernya.

“Cash. Sama Bu Heni dihitung uangnya terus bikin kuitansi.”

Meski telah menyerahkan uang sebesar ratusan juta rupiah, sang anak tidak juga lulus menjadi anggota Polri.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x