SUBANG, KOMPAS.TV - Adewiah (45), guru yang ikut serta dalam study tour siswa SMK Lingga Kencana Depok, menjadi saksi mata ketika bus Putera Fajar mengalami kecelakaan saat melintas di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (12/5/2024) malam.
Adewiah merupakan guru yang mendampingi rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok saat study tour ke Bandung, Jawa Barat.
Ia duduk di bagian depan dekat sopir ketika bus yang ditumpanginya melaju hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan terguling.
Baca Juga: Buntut Kecelakaan Maut di Subang, Pj Gubernur Jabar Minta Izin Study Tour ke Luar Kota Diperketat
Adewiah pun melihat jelas dan merasakan betul detik-detik terjadinya kecelakaan maut bus yang ditumpanginya di Subang tersebut.
Adewiah mengatakan, peristiwa kecelakaan tersebut terjadi ketika rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok hendak pulang ke Depok setelah mengikuti rangkaian perpisahan sekolah.
Sebelumny, mereka berangkat dari Depok pada Jumat (10/5) dan menggelar acara perpisahan di Hotel Nalendra Cihampelas, Bandung.
Mereka juga sempat berwisata ke Tangkuban Parahu. Rombongan pelajar tersebut kemudian berangkat ke Subang untuk masuk Tol Cipali.
"Setelah makan dan salat Magrib, kita kumpul lagi jam 18.30 WIB. Dari situ kita mulai jalan (pulang),” kata Adewiah dikutip dari Tribunnews.com, Senin (13/5).
Baca Juga: Polisi Ungkap Perkembangan Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Pelajar, Sopir Akan Jadi Tersangka?
Semula, kata dia, bus yang ditumpanginya tidak mengalami kendala apapun. Namun, saat melintas di Jalan Raya Ciater, bus tiba-tiba menabrak mobil.
“Tiba-tiba saya, posisinya duduk di depan, melihat bus nabrak mobil di depan. Itu bus sudah mulai oleng," ujarnya.
Ia menuturkan, posisi antara kursi penumpang dengan area sopir dan kernet terhalang oleh sekat. Hal itu membuatnya tidak mengetahui apa yang dibicarakan antara sopir dan kernet. Namun, ia melihat sopir dan kernet berteriak ketika terjadi tabrakan.
"Saya lihat memang sopir sama kernetnya itu teriak-teriak, tapi tidak terdengar," ucap Adewiah.
Saat itu, lanjutnya, suasana di dalam bus yang semula penuh keceriaan seketika berubah menjadi tegang. Terlebih, kondisi laju bus semakin oleng hingga akhirnya terguling.
"Posisinya di dalam bus itu gelap, saat busnya semakin oleng, anak-anak di dalam itu teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, sampai busnya terbalik," katanya.
Baca Juga: Kesaksian Sopir Bus soal Detik-Detik Kecelakaan di Subang: Banting Setir untuk Hindari Banyak Korban
Ketika bus terguling, Adewiah mengaku refleks langsung membungkuk dan sempat beberapa kali terbentur. Beruntung, Adewiah hanya mengalami luka ringan.
Begitu bus berhenti, dia dan rekan guru pendamping lainnya beranjak ke luar bus melakukan evakuasi terhadap siswanya dibantu warga sekitar dan petugas.
"Saya tidak tahu itu bus remnya blong atau tidak, karena kan disekat. Saya juga belum tanya ke orang travelnya, karena fokusnya menyelamatkan anak-anak dulu," kata Adewiah.
Seperti diberitakan Kompas.tv, terjadi peristiwa kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, di kawasan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5).
Dalam kecelakaan tersebut, 11 orang dilaporkan tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka. Jumlah korban meninggal terdiri atas 9 siswa, seorang guru, dan satu warga Subang.
Baca Juga: Ini Sejumlah Temuan KNKT soal Kemungkinan Penyebab Kecelakaan Bus Pelajar di Subang
Bus tersebut diperkirakan mengangkut 40 sampai 60 penumpang yang berisi rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana yang sudah dua hari mengikuti kegiatan perpisahan di Bandung.
Informasi terakhir seluruh korban meninggal sudah dibawa ke Kota Depok untuk diserahkan ke keluarganya masing-masing. Sementara 12 korban luka berat masih dalam perawatan di RSUD Subang.
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.