JAYAPURA, KOMPAS.TV - Penyerangan yang menimpa lima tenaga kesehatan atau nakes di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan disebut dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno.
Bayu mengatakan, persitiwa penyerangan oleh KKB terhadap para nakes tersebut terjadi pada Selasa (31/10/2023).
"Memang benar lima orang nakes yang diterjunkan ke Distrik Amuma untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diserang KKB,” kata Bayu di Jayapura pada Rabu (1/11/2023).
Baca Juga: Pecatan TNI Yotam Bugiangge Disebut Pimpin KKB Bunuh 7 Pendulang Emas di Yahukimo
Bayu menyebut kelompok bersenjata saat melakukan penyerangan terhada para nakes diperkirakan berjumlah 20 orang.
“Dilaporkan mereka membawa senjata api laras panjang dan senpi laras pendek serta senjata tradisional seperti panah juga senjata tajam," ujar Bayu.
Bayu mengungkapkan kondisi kelima nakes setelah peristiwa penyerangan tersebut mengalami luka-luka.
Rinciannya, korban dr. Danur Widura (39) Ketua Tim Crisis Center regional Papua mengalami luka lebam pada wajah sebelah kiri dan kanan, punggung belakang serta luka di rusuk sebelah kiri.
Koordinator Tim Crisis Center Regional Papua, Angganita Mandowen (41) mengalami luka lebam pada mata kiri dan kanan.
Baca Juga: Masih Ada Korban Penyerangan KKB di Yahukimo yang Belum Ketemu, Polisi Belum Bisa Pastikan Jumlahnya
Korban Sandy Ransar (23) selaku anggota tim mengalami luka lebam di pipi sebelah kiri.
Kemudian, Ferdinandus Suweni ( 33) selaku anggota tim mengalami luka lebam pada mata sebelah kiri, belakang telinga sebelah kanan dan luka lebam di rusuk sebelah kanan.
Selanjutnya, Adrianus Edwardus Harapan (32) anggota tim mengalami luka robek pada tangan kiri dan ibu jari tangan kiri, luka lebam di punggung belakang, wajah bagian kanan dan luka robek di bibir bawah.
"Saat ini telah di evakuasi ke Jayapura, " ucap Bayu Suseno.
Sementara itu, Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli secara terpisah mengaku kecewa terhadap aksi penyerangan dan penganiayaan sekelompok orang terhadap lima tenaga kesehatan di Distrik Amuma.
"Saya sangat kecewa terhadap kejadian penganiayaan yang menimpa para nakes karena keberadaan mereka ke Amuma sangat mulia yaitu memberikan pelayanan kesehatan," kata Bupati Didimus.
Baca Juga: Anggota KKB Serang Pekerja Bangunan Puskesmas di Kabupaten Puncak, 1 Meninggal dan 2 Kena Panah
Didimus menuturkan, para pelaku bukan warga Amuma karena warga setempat tidak ada yang mengenal mereka.
"Selain itu tidak ada bencana kelaparan dan kondisi masyarakat dalam keadaan baik," tutur Didimus.
Lima tenaga kesehatan berada di Amuma sejak Senin (30/10/2023) untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan masyarakat yang dikabarkan mengalami bencana kelaparan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.