JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, menyebutkan tiga kemungkinan penyebab kematian ayah dan anak yang mayatnya ditemukan membusuk di rumah mereka di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10/2023).
Adrianus melihat pola sejenis dalam kasus penemuan mayat ayah dan anak di Koja dengan dua kasus sebelumnya yaitu kasus penemuan jasad keluarga di Cinere, Depok, Jawa Barat dan di Kalideres, Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Kasus di Koja muncul jangan-jangan sama yang di Cinere dan Kalideres berulang,” ucap Adrianus kepada Kompas TV melalui sambungan Zoom, Minggu (29/10).
Baca Juga: Kesaksian Warga soal Penemuan Mayat Ayah dan Anak di Koja: Keluarga Beliau Agak Tertutup
Pertama, Adrianus menduga adanya penyakit terminal atau penyakit stadium akhir yang tidak ditangani secara medis baik karena tidak mau maupun tidak mampu. Seperti pada kasus di Cinere dan Kalideres.
Kedua, dia menduga ada semacam gaya hidup menarik diri dari keriuhan masyarakat. Gaya hidup ini, kata Adrianus, terkadang memunculkan masalah ketika seseorang membutuhkan bantuan orang lain.
Ketiga, bunuh diri.
“Bisa karena ada penyakit terminal, lalu gak ada yang bisa diajak ngobrol, gaya hidup menjauh, lalu gampang intensi bunuh diri atau diikuti hal-hal lain, seperti konteks Cinere dan Kalideres,” paparnya.
Baca Juga: Cerita Tetangga Temukan Ayah dan Anak Tewas Membusuk di Koja: Istrinya Linglung, Anak Pertama Anteng
Adrianus menilai penyidik akan menghadapi tantangan dalam mengungkap penyebab kematian ayah dan anak di Koja.
Pasalnya, polisi hanya mengandalkan petunjuk-petunjuk yang ada berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Ketika kasus Kalideres, ada sirih, kapur barus, dan sebagainya yang lalu dikembangkan. Jangan-jangan itu suatu alat-alat ritual,” jelas Adrianus.
“Dalam konteks Cinere ditemukan dalam laptop yang pada dasarnya orang yang mau pergi, bunuh diri. Ini petunjuk yang diharapkan. Semoga ditemukan. Dari saksi nggak mungkin, dari bukti petunjuk,” sambungnya.
Ia mengatakan petunjuk, seperti tiket perjalanan, bekas rokok, dan ponsel yang masih memperlihatkan riwayat obrolan, bisa membantu dalam proses penyelidikan.
Diberitakan sebelumnya, jasad ayah dan anak tersebut ditemukan dalam kondisi sudah membengkak di dalam rumah di Jalan Balai Rakyat V, RT 006, RW 003, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10).
Baca Juga: Selidiki Penyebab Kematian Ayah dan Anak Balita di Koja, Tim Forensik RS Polri Ambil Sampel Organ
Warga yang mencium aroma busuk pun melapor ke polisi. Begitu rumah didobrak, ditemukan dua jasad ayah dan anak yang sudah membusuk.
Polisi lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Pada Minggu, polisi kembali menggelar olah TKP kedua di lokasi penemuan mayat tersebut.
Polisi bersama anggota Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) datang untuk melengkapi bukti sebelumnya.
Dari rumah korban, mereka membawa sejumlah dokumen, handphone, dan obat-obatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.