Adrianus menilai penyidik akan menghadapi tantangan dalam mengungkap penyebab kematian ayah dan anak di Koja.
Pasalnya, polisi hanya mengandalkan petunjuk-petunjuk yang ada berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Ketika kasus Kalideres, ada sirih, kapur barus, dan sebagainya yang lalu dikembangkan. Jangan-jangan itu suatu alat-alat ritual,” jelas Adrianus.
“Dalam konteks Cinere ditemukan dalam laptop yang pada dasarnya orang yang mau pergi, bunuh diri. Ini petunjuk yang diharapkan. Semoga ditemukan. Dari saksi nggak mungkin, dari bukti petunjuk,” sambungnya.
Ia mengatakan petunjuk, seperti tiket perjalanan, bekas rokok, dan ponsel yang masih memperlihatkan riwayat obrolan, bisa membantu dalam proses penyelidikan.
Diberitakan sebelumnya, jasad ayah dan anak tersebut ditemukan dalam kondisi sudah membengkak di dalam rumah di Jalan Balai Rakyat V, RT 006, RW 003, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (28/10).
Baca Juga: Selidiki Penyebab Kematian Ayah dan Anak Balita di Koja, Tim Forensik RS Polri Ambil Sampel Organ
Warga yang mencium aroma busuk pun melapor ke polisi. Begitu rumah didobrak, ditemukan dua jasad ayah dan anak yang sudah membusuk.
Polisi lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Pada Minggu, polisi kembali menggelar olah TKP kedua di lokasi penemuan mayat tersebut.
Polisi bersama anggota Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) datang untuk melengkapi bukti sebelumnya.
Dari rumah korban, mereka membawa sejumlah dokumen, handphone, dan obat-obatan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.