JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak keluarga merasa kematian dokter spesialis paru Mawartih Susanty atau Mawar tidak wajar.
Ibunda dr Mawar, Martawara, menyebut terdapat sejumlah luka lebam dan patah tulang di tubuh mendiang putrinya.
"Ada banyak luka lebam di dada anak saya. Tulang rusuknya dan pergelangan tangannya patah, berdasarkan foto-foto dan bukti dari kedokteran yang diberikan kepada kami," kata Martawara, Selasa (14/3/2023), dikutip dari Kompas.com.
Martawara berharap, aparat kepolisian segera mengungkap penyebab kematian anaknya agar tidak ada lagi jatuh korban tim medis secara misterius.
Sementara itu, polisi menyebut dokter Mawar ditemukan tewas dalam keadaan mulut mengeluarkan busa.
Meski demikian, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Ignasius Benny Ady Prabowo meminta semua pihak untuk tidak mengambil kesimpulan terlalu cepat mengenai penyebab kematian dokter asal Makassar tersebut.
"Iya, memang benar ditemukan meninggal dalam keadaan mulut berbusa," kata Benny, Selasa.
Benny pun menyebut, untuk mengetahui penyebab kematiannya, saat ini pihaknya tengah menunggu hasil autopsi jenazah korban yang dilakukan di RS Bhayangkara Sulawesi Selatan.
"Ini belum tentu meninggal karena keracunan, bisa jadi karena memiliki riwayat penyakit tertentu, tapi pastinya kita masih menunggu hasil otopsi," jelasnya.
Baca Juga: Menkes Janji Ungkap Penyebab Kematian Dokter Spesialis di Papua Secara Transparan: Tolong Bersabar
Kakak dr Mawar, Hari, berharap pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat memberikan perhatian terhadap kasus kematian sang adik.
Dia pun meminta Presiden Jokowi dapat menginstruksikan kepada aparat kepolisian agar segera mengungkap kasus ini secara transparan.
"Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD memberikan komentar dan instruksi atas kematian adik saya," kata Hari, Selasa (14/3) dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, dia menyebut, saat ini pihak keluarga terus menunggu hasil penyelidikan polisi terkait penyebab kematian dr Mawar. Mereka berharap kasus ini bisa terungkap secepatnya.
"Kami dari keluarga menunggu hasil penyelidikan polisi. Apalagi jenazah adik saya sudah diautopsi," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, dr Mawar ditemukan tewas di dalam rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua, Kamis (9/3).
Dokter Mawar yang telah bertugas selama enam tahun di Nabire merupakan satu-satunya dokter spesialis paru di kabupaten tersebut.
Terkait penyebab kematiannya yang masih menjadi misteri, hingga saat ini, Kementerian Kesehatan bersama Kepolisian RI masih melakukan penelusuran terkait hal tersebut.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G Sadikin memastikan proses penelusuran ini akan berjalan transparan, terbuka, dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
“Jaminan dari saya, masalah ini akan dibuka secara transparan karena itu juga yang diminta oleh pihak keluarga. Tapi tentunya ini butuh proses sesuai aturan,” tegas Menkes.
Menkes menjelaskan, meninggalnya dr Mawar telah menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk terus meningkatkan jaminan keamanan bagi tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal.
Baca Juga: Kades di Padarincang Serang Tewas, Diduga Dibunuh dengan Cara Disuntik Paksa
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.