LABUAN BAJO, KOMPAS.TV - Kasus dugaan penganiayaan Kapolres Manggarai Barat AKBP Felli Hermanto terhadap anak buahnya, Bripka Samsul Risal berakhir damai.
Kapolres Felli Hermanto sudah bertemu dengan Bripka Samsul Risal dan meminta maaf secara langsung.
Hermanto menyatakan sebagai pimpinan, dirinya bertanggung jawab terhadap seluruh personel Polres Manggarai Barat. Baik soal kesiapan, kedisiplinan, kebersihan serta keamanan markas.
Hermanto juga memberi arahan kepada Bripka Samsul sebagai kepala pos pelayanan, harus peka dan tanggap dengan kondisi sekitar, termasuk markas dan rumah jabatan Kapolres.
Baca Juga: Kapolres Manggarai Barat Diduga Hajar Anak Buah hingga Masuk RS gara-gara Air di Rumah Tak Ngalir
"Sebagai pribadi saya meminta maaf kepada saudara Bripka Samsul Risal atas apa yang terjadi beberapa hari yang lalu," ujar Hermanto di Polres Manggarai Barat, Sabtu (28/1/2023). Dikutip dari Kompas.com.
Di kesempatan yang sama Bripka Samsul Risal juga meminta maaf atas kesalahannya sebagai anggota.
Samsul pun menyadari Kapolres adalah orangtua dari anggota di Polres Manggarai Barat dan mengakui tindakan yang dilakukan Kapolres Hermanto adalah hal yang wajar.
Usai saling meminta maaf keduanya berpelukan dan mengakhiri ketegangan secara kekeluargaan.
Baca Juga: Kapolda NTT Turun Tangan Selidiki Insiden Kapolres Manggarai Barat Hajar Anak Buah hingga Masuk RS
"Apa yang dilakukan pimpinan sangat wajar dilakukan kepada saya karena atas kesalahan sebagai anggota. Lebih baik kami ditegur oleh pimpinan dari pada ditegur oleh masyarakat atas kekeliruan anggota," ujar Bripka Risal.
Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV Kapolres Manggarai Barat AKBP Felli Hermanto disebut menghajar anak buahnya hingga mendapat perawatan di rumah sakit, Kamis (26/1) kemarin.
Bripka Samsul mengaku dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang. Awalnya Samsul tidak tahu pokok permasalahan hingga dia mendapat pukulan dan tendagan.
"Itu dia bilang, 'kalian hanya duduk saja!', habis itu keluar lagi, marah, langsung pukul saya sampai jatuh terkapar," ujar Samsul dalam keterangannya pada Kamis (26/1/2023).
Baca Juga: Polisi Aniaya Seorang Anak karena Mobilnya Diserempet dengan Sepeda
Atas pukulan dan tendangan itu Samsul mengaku merasakan sakit di kepala karena ditampar di pipi dan merasakan nyeri dada karena tendangan yang membuatnya terkapar.
Setelah kejadian Samsul akhirnya tahu penyebabnya pimpinannya marah besar. Faktornya karena air di rumah jabatan Kapolres Manggarai Barat tidak mengalir.
Saat mendapat perawatan di rumah sakit, Samsul sempat dijenguk oleh Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTT) Irjen Pol Johanis Asadoma.
"Setelah kejadian baru saya tahu kalau air di rumah jabatan Kapolres tidak mengalir," ujar Samsul.
Terpisah Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Johanis Asadoma memastikan peristiwa tersebut bukan penganiayaan.
Baca Juga: Aksi Lima Polisi AS Gebuki Warga Terekam Body Cam: Korban Mati, Pelaku Selebrasi
Johanis juga telah menjenguk Bripka Samsul untuk meminta keterangan terkait kejadian tersebut.
Menurut dia peristiwa tersebut hanya karena salah paham antara pimpinan dan anggota.
Sebagai pimpinan Kapores Manggarai Barat memiliki tanggung jawab untuk membina seluruh anggota agar selalu siap siaga dalam menjalankan tugas.
Terlebih Labuan Bajo akan menjadi tempat kegiatan besar yakni ASEAN Summit 2023 pada awal bulan Mei 2023. Sehingga seluruh anggota harus selalu siap siaga dalam menjalankan tugas.
Johanis mengatakan, persoalan tersebut sudah diserahkan ke pihak Polres Manggarai Barat agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan meminta permasalaha tersebut tidak dibesar-besarkan.
"Kita kan mau ada event besar (ASEAN Summit 2023). Kita ingin semua anggota dalam keadaan siap, dalam keadaan solid," ujarnya.
"Itu cuma salah paham. Saya pikir itu urusan internal dengan bawahan. Tidak parah ya (kondisinya). Tadi saya sudah konfirmasi dokter. Hanya ada sedikit merah-merah," pungkas Johanis.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.