Ia juga menjelaskan masjid Raya Al-Jabbar merupakan spirit dari 27 kabupaten kota di Jawa Barat.
Hal tersebut ditandai dengan terdapatnya motif batik dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam desain Masjid Raya Al-Jabbar.
Meskipun lokasinya di Kota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan ini adalah Masjid Raya Al-Jabbar.
"Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al-Jabbar dihimpun dari semangat ke-Jawa Barat-an," katanya
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar, Bambang Tritoyuliono, mengatakan Masjid Raya Al-Jabbar memiliki banyak keunikan.
Masjid Raya Al-Jabbar merupakan masjid yang berada di atas danau dengan banyak ornamen khas Jawa Barat dan dunia.
Kubah Masjid Raya Al-Jabbar seluas sekitar 1 hektare, terlihat tanpa ada tiang penyangga di tengahnya, beban bangunannya bertumpu pada struktur tulangan plafon.
Selain itu terdapat juga ribuan kaca patri menjadi dinding masjid.
"Insya Allah tanggal 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar akan kita resmikan. Masjid ini, terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak sekali handmade karya anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni yang luar biasa," kata Bambang.
Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan masjid terbesar di Jawa Barat ini bisa dimaksimalkan untuk sarana kegiatan lain selain yang utama sebagai tempat ibadah.
“Spiritnya kebersamaan, kita bisa salat subuh berjamaah selain itu juga kita bisa menikmati keindahan dan kenyamanan lingkungan masjid,” katanya di sela apel bersama di teras Al-Jabbar.
Ia juga menjelaskan, keterlibatan Bapenda dalam hal ini adalah menghasilkan pendapatan daerah.
Baca Juga: TNI AU Siap Tabur Garam di Langit Jakarta dan Jawa Barat untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.