Ketiga, Nirwono menyebut fasilitas kota yang ada sering kali tidak didukung dengan kelengkapan-kelengkapan lain, sehingga ketika terjadi keramaian muncul sejumlah masalah.
"Misalnya, begitu ruang publik itu ramai atau sudah banyak orang, muncul masalah parkir, masalah sampah juga muncul," ujar dosen di Usakti itu.
Baca Juga: Marak Kriminalitas, Catwalk Citayam Fashion Week Ditutup Polisi
Ia mencontohkan lokasi yang sebelumnya juga viral di media sosial, yakni Tebet Ecopark, memunculkan masalah parkir liar dan sebagainya.
"Itu menunjukkan kesiapan pemerintah daerah untuk mengantisipasi itu seringkali gagal," ucapnya.
"Tiga poin itu menjadi penentu, apakah Citayam (CFW) ini bisa dipindahkan ke lokasi-lokasi yang diusulkan oleh Pemda DKI atau ditiru kota-kota lain," ucapnya.
Menurut dia, pemerintah daerah lain, terutama Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) perlu menyediakan ruang publik yang menarik anak-anak muda.
Pemda juga perlu memberikan dukungan penuh dengan menyediakan keamanan, kenyamanan, dan kebersihan lokasi.
"Jadi kegiatan yang sudah sangat positif ini melahirkan gerakan baru di ruang publik baru, dan tidak harus fesyen. Banyak kegiatan anak muda yang bisa dilakukan di ruang publik," kata dia.
Baca Juga: Kata Sosiolog UGM Soal Citayam Fashion Week: Punya Efek Budaya Kaum Muda
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.