KARANGANYAR, KOMPAS.TV — Pertapaan Bancolono merupakan petilasan Raja Mahapahit terakhir Brawijaya V atau Girindrawardhana Dyah Ranawijaya.
Pertapaan yang berlokasi di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tepatnya di lereng Gunung Lawu tepatnya di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pertapaan Bancolono atau Punden Bancolono dikenal sebagai salah satu tempat keramat yang cukup dikenal di masyarakat.
Pertapaan yang dianggap keramat oleh sebagian orang ini menjadi tempat tirakat. Konon, banyak permohonan yang dikabulkan setelah melakukan tirakat di pertapaan ini.
"Raja Brawijaya V dahulu sering bertapa disini," kata Mas Best sang juru kunci Pertapaan Bancolono seperti dikutip dari TribunSoloWiki, Selasa (15/3/2022).
Menurut Mas Best, nama Bancolono diambil dari kata Bahasa Jawa, Kurbano Uculono.
"Artinya apa yang jadi beban manusia dan apa yang menjadi masalah manusia dilepas di situ," kata Mas Best kepada TribunSolo.
Selain itu, nama Bancolono konon diambil dari seorang tokoh di masa pemerintahan Raden Brawijaya V.
"Raden Bancolono itu senopati dari Raden Brawijaya V," kata Mas Best.
Bancolono sendiri diyakini merupakan murid kesayangan dari Eyang Lawu.
"Kesaktiannya yang paling tinggi dibanding murid-murid Eyang lainnya," kata Mas Best.
Baca Juga: Tanah dan Air yang Dibawa Ganjar ke IKN Berasal dari Gunung Tidar dan Sendang di Lereng Gunung Lawu
Lokasi Tapa Raja hingga Pejabat Negara
Sebagai tempat tapa ia menyebut, pertapaan Bancolono kerap dikunjungi masyarakat biasa hingga pejabat tinggi di Indonesia sejak zaman kerajaan pra-kemerdekaan hingga sekarang.
Sejumlah pejabat pemerintahan yang pernah berkunjung ke pertapaan Bancolono diantaranya Ir.Soekarno, Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Bibit Waluyo.
"Hampir setiap pemimpin pernah datang, cuma mereka diam-diam," jelas Mas Best.
Namun, untuk presiden saat ini, Joko Widodo, Mas Best mengaku beliau belum pernah datang langsung hanya mengirim utusan saja.
"Pak Jokowi mengirim ajudannya kesini," kata Mas Best.
Meskipun dikenal sebagai tempat keramat, Mas Best menekankan jika Pertapaan Bancolono, bukanlah tempat berbuat aneh-aneh seperti yang selama ini orang-orang sangka.
"Di punden semua orang bertapa sembari melakukan ibadah sesuai dengan tuntunan agama masing-masing," jelas Mas Best.
Diketahui di Pertapaan Bancolono terdapat tiga ruangan yakni Sendang Lanang, Sendang Wedok, dan juga ruang bertapa.
"Sendang Lanang untuk pemandian tamu putra, Sendang Wedok untuk pemandian putri, dan ruang bertapa di akhir," kata Mas Best.
Untuk diketahui, sejak abad ke-11 Masehi, sumber air itu diyakini sebagai tempat keramat oleh masyarakat.
Menurut Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Provinsi Jawa Tengah, Agung Kristianto, sebagian besar raja-raja di tanah Jawa pernah memanfaatkan air di sendang itu.
Diantaranya dimanfaatkan sebagai alat bersuci sebelum melakukan ritual atau kegiatan-kegiatan sakral kerajaan.
Selain itu, menurut Agung, sebuah riwayat mengisahkan bahwa raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di pertapaan Bancolono.
"Bahkan dalam sebuah riwayat diceritakan, raja terakhir Majapahit memilih menenangkan diri di Pertapaan Bancolono. Hal tersebut diperkuat dengan keberadaan tiga candi yang dibangun di masa-masa akhir kejayaan kerajaan itu. Yakni Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek," kata Agung dalam keterangan tertulis.
Baca Juga: Usai Kemah di IKN, Pagi Ini Jokowi Kembali ke Jakarta
Airnya dibawa ke IKN
Sementara itu, diberitakan Kompas.TV sebelumnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akhirnya membeberkan air dan tanah yang dibawanya dalam ritual Kendi Nusantara atau prosesi penyatuan tanah dari 34 provinsi di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Ganjar menyatakan untuk air yang dibawa pada prosesi penyatuan tanah di IKN dirinya membawa dari sebuah sendang di pertapaan Bancolono lereng Gunung Lawu.
"Sementara air, saya ambil dari Gunung Lawu. Di lereng gunung itu, ada sebuah pertapaan yang banyak dimanfaatkan oleh para tokoh dari dulu hingga sekarang. Namanya pertapaan Bancolono. Di dekat situ ada dua sendang, yaitu Sendang Lanang dan Sendang Wedok," ujarnya.
Ia menyebut siapapun yang bersemedi di lokasi itu, akan memanfaatkan air dalam sendang untuk bersuci.
"Siapapun yang bersemedi di sana selalu memanfaatkan sendang itu untuk bersuci. Konon raja-raja di Tanah Jawa juga melakukan hal seperti itu," cetusnya.
Sumber : Kompas TV/tribunsolo
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.