KEDIRI, KOMPAS.TV - Pembacokan yang dilakukan secara membabi buta oleh Riyanto (35) di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, meninggalkan trauma bagi korban selamat.
Riyanto diketahui membacok puluhan orang dengan 4 korban di antaranya meninggal dunia. Korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Salah satu korban selamat, Nur Kholis mengungkapkan kengeriannya ketika menjadi salah satu target pembacokan Riyanto. Ketua RT itu mengatakan dirinya merupakan orang pertama yang dibidik oleh tersangka.
Menurut Kholis, ia melihat Riyanto pertama kali membawa parang di sekitar pos kamling desa.
Ditanya mencari apa, Riyanto yang saat itu mimik wajahnya berbeda dari biasa tak menjawab.
Baca Juga: Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Pembacokan 10 Orang di Kediri
Kholis melihat gelagat aneh Riyanto yang mendekatinya. Ia lalu memilih untuk lari.
"Setelah itu, semakin dekat, semakin dekat, saya lari. Dia mengejar sampai ke rumah mertua saya. Pintu saya tutup, kunci, saya lari lagi. Habis itu didobrak dia," lanjutnya kepada jurnalis Kompas TV, Winanto Sukarja, Selasa (8/3/2022).
Kholis lantas keluar dari rumah dan melarikan diri mengetahui pintu rumah telah didobrak hingga rusak. Namun, di dalam rumah ada mertua dan adik Kholis.
"Entah itu mertua saya dibacok, sama adik saya, lalu saya ke timur, dia ngejar saya lagi, sampai ke sumur," lanjutnya.
Dalam laporan Kompas.com, Aziz dan Komariatun, mertua dan adik Kholis yang berada di rumah jadi sasaran parang Riyanto.
Aziz adalah salah satu korban tewas pembacokan tersebut, sementara Komariatun luka-luka.
Kholis melanjutkan Riyanto kembali mengejarnya hingga area sumur. Ia mengatakan sempat terjatuh ketika berlari, dan ayah Riyanto, Siswo datang berusaha melerai. Kholis memilih lari.
"Saya (sampai) jatuh. Saat itu bapaknya datang. Langsung diringkus, setelah itu saya lari, bapaknya katanya kena perut bagian kiri, saya ke (lari) timur lagi," ungkapnya.
Rupanya dalam peleraian tersebut, Riyanto membacok ayahnya. Tak berhenti, ibu Riyanto, Tuminah juga jadi korban.
Baca Juga: Kesaksian Korban Yang Selamat Dari Pembacokan 10 Warga
Masih dalam pelarian, Kholis bertemu Kasianto dan menceritakan peristiwa yang dialaminya itu. Nahas, ketika Kasianto berusaha menolong para korban, dirinya malah diserang pelaku. Akibatnya, pelipis kanan Kasianto pun sobek kena sabetan parang pelaku.
"Bertemu Pak Kasianto, teriak 'ada apa, ada apa?', 'Yanto bawa arit'. Dia (tersangka) lari ke depan. Langsung menikam Pak Kasiyanto itu," tutur Kholis.
R juga menyerang istri dan anak Kasianto, Binti Mujayanah dan Lailatul Saniyah.
"Istrinya datang melindungi, ternyata dibacok dari belakang, anaknya menolong juga dibacok gitu," ujar Kholis.
Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Riyanto mengamuk dan membacok 10 orang yang dijumpainya.
Kasus ini ditangani oleh Polres Kediri, Jawa Timur, setelah mendapatkan laporan kasus penganiayaan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia.
Baca Juga: Kronologi Warga Kediri Ngamuk Bacok 10 Orang yang Dijumpainya, 4 Korban Tewas, Sisanya Masuk RS
"Kami dapatkan informasi di wilayah Kecamatan Wates, dugaan penganiayaan yang mengakibatkan orang meninggal dunia. Sampai saat ini kami masih bekerja," kata Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra melalui keterangan resminya, Selasa (8/3).
Rizkika menjelaskan kronologi insiden berdarah ini berawal ketika pelaku Riyanto terlibat cekcok dengan keluarganya.
Pelaku lantas keluar dari rumahnya sembari membawa caring atau sejenis celurit.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.