YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Seni teater Indonesia berduka. Seorang pelopor teater, seniman, dan sutradara, Azwar AN, wafat di usia 84 tahun.
Nama Azwar AN tak bisa dilepaskan dari Teater Alam. Sebuah kelompok teater senior di Yogya yang dibentuk Azwar pada 1972 dan masih bertahan sampai sekarang.
Azwar meninggal dunia pada pukul 01.40 WIB di rumahnya, Jalan Sawo 1 No.06 Griya Wirokerten Indah, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Diketahui, Azwar berpulang setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un telah berpulang ke Rahmat Allah. Dramawan senior Jogja dan pendiri Teater Alam, Azwar AN, jam 1.40 dini hari tadi. Semoga khusnul khatimah," bunyi informasi yang diterima Kompas.tv dari grup komunitas di Yogyakarta, Senin (27/12/2021).
Jenazah Azwar AN akan dikebumikan di tempat pemakaman di belakang rumahnya pada pukul 13.00 WIB.
Baca Juga: Profil Gunawan Maryanto, Petualang Sejati di Dunia Teater, Film hingga Sastra
Melansir laman Borobudur Writer, Azwar AN adalah salah seorang pelopor teater kontemporer di Indonesia.
Azwar lahir di Palembang, 6 Agustus 1937 dengan nama lengkap Adhikrama Azwar AN. Petualangannya di dunia teater telah dimulai sejak remaja.
Pada tahun 1954, bersama Teater Raden Intan, Azwar mementas pertunjukan-pertunjukan, yaitu Drama Pemetik Lada, Ayahku Pulang, Terimakasih Pujaanku yang digelar di Tanjung Karang, Lampung.
Adapun Azwar mulai memasuki Yogya pada tahun 1962. Selama di Yogya petualangannya semakin moncer, awalnya Azwar bergabung dengan Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro.
Kemudian, ia lalu membentuk Sanggar Sriwjaya di tahun 1964 dan masuk ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film).
Azwar juga disebut sebagai salah satu pendiri Bengkel Teater yang erat dengan nama W.S Rendra. Kedekatannya bahkan membuat Azwar sering disebut sebagai tangan kanan Rendra.
Bersama Bengkel Teater pimpinan W.S Rendra, Azwar teribat dalam pementasan seperti "Mini Kata", "Oedipus Rex", "Menunggu Godot", "Hamlet", "Machbet", dan "Qasidah Al Barzanji",
Namun, pada tahun 1972 Azwar keluar dari Bengkel Teater, tepatnya 31 Desember 1971. Kemudian, empat hari setelah keluar dari Bengkel Teater persisnya pada tanggal 4 Januari tahun 1972, Azwar membentuk Teater Alam.
Beberapa anggota Bengkel Teater seperti Moortri Purnomo dan Fajar Suharno ikut membantu Anwar melatih anggota Teater Alam.
Pentas pertama Teater Alam digelar Azwar tahun 1972 dengan menampilkan naskah Diatas Langit Ada Langit yang merupakan karyanya sendiri.
Naskah tersebut berkisah tentang protes mayat-mayat dari liang kubur. Pementasan yang disutradarai Azwar AN ini melibatkan 14 pemain. Setelah pentas di Hall Kridosono, Teater Alam diundang pentas di Taman Ismail Marzuki memainkan naskah yang sama.
Ia terjun ke dunia film pada 1974 dengan memulai menjadi asisten sutradara film "Bing Slamet Koboi Cengeng".
Kiprah Azwar AN yang sangat berpengaruh di dunia teater khususnya Yogyakarta mendorong Dinas Kebudayaan setempat memberinya penghargaan berupa anugerah kebudayaan Indonesia kategori pelopor, pencipta, dan pembaharu pada tahun 2020.
Sang sutradara dari film Kampus Biru ini juga tercatat sukses menggelar sebuah teater sebelum pandemi pada Januari 2020 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Dalam pementasan "Oedipus Rex" Azwar bertindak sebagai sutradara. "Oedipus Rex" diketahui salah satu naskah tua dunia yang menginformasikan tentang wabah.
Baca Juga: 11 Aktor dan Aktris Indonesia Sukses Tampil dalam Drama Teater 'Electra' di Jepang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.