Kemudian, ia lalu membentuk Sanggar Sriwjaya di tahun 1964 dan masuk ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film).
Azwar juga disebut sebagai salah satu pendiri Bengkel Teater yang erat dengan nama W.S Rendra. Kedekatannya bahkan membuat Azwar sering disebut sebagai tangan kanan Rendra.
Bersama Bengkel Teater pimpinan W.S Rendra, Azwar teribat dalam pementasan seperti "Mini Kata", "Oedipus Rex", "Menunggu Godot", "Hamlet", "Machbet", dan "Qasidah Al Barzanji",
Namun, pada tahun 1972 Azwar keluar dari Bengkel Teater, tepatnya 31 Desember 1971. Kemudian, empat hari setelah keluar dari Bengkel Teater persisnya pada tanggal 4 Januari tahun 1972, Azwar membentuk Teater Alam.
Beberapa anggota Bengkel Teater seperti Moortri Purnomo dan Fajar Suharno ikut membantu Anwar melatih anggota Teater Alam.
Pentas pertama Teater Alam digelar Azwar tahun 1972 dengan menampilkan naskah Diatas Langit Ada Langit yang merupakan karyanya sendiri.
Naskah tersebut berkisah tentang protes mayat-mayat dari liang kubur. Pementasan yang disutradarai Azwar AN ini melibatkan 14 pemain. Setelah pentas di Hall Kridosono, Teater Alam diundang pentas di Taman Ismail Marzuki memainkan naskah yang sama.
Ia terjun ke dunia film pada 1974 dengan memulai menjadi asisten sutradara film "Bing Slamet Koboi Cengeng".
Kiprah Azwar AN yang sangat berpengaruh di dunia teater khususnya Yogyakarta mendorong Dinas Kebudayaan setempat memberinya penghargaan berupa anugerah kebudayaan Indonesia kategori pelopor, pencipta, dan pembaharu pada tahun 2020.
Sang sutradara dari film Kampus Biru ini juga tercatat sukses menggelar sebuah teater sebelum pandemi pada Januari 2020 di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Dalam pementasan "Oedipus Rex" Azwar bertindak sebagai sutradara. "Oedipus Rex" diketahui salah satu naskah tua dunia yang menginformasikan tentang wabah.
Baca Juga: 11 Aktor dan Aktris Indonesia Sukses Tampil dalam Drama Teater 'Electra' di Jepang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.