Kompas TV regional kriminal

4 Satpam Rumah Sakit di Jakarta Keroyok Warga Hingga Tewas, Dituduh Curi Barang Pasien

Kompas.tv - 2 November 2021, 23:31 WIB
4-satpam-rumah-sakit-di-jakarta-keroyok-warga-hingga-tewas-dituduh-curi-barang-pasien
Ilustrasi penganiayaan. Empat petugas keamanan Rumah Sakit Radjak Salemba, Jakarta Pusat ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi pengeroyokan seorang warga hingga meninggal dunia. (Sumber: Net/Google)
Penulis : Baitur Rohman | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Empat petugas keamanan Rumah Sakit Radjak Salemba, Jakarta Pusat ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi pengeroyokan seorang warga hingga meninggal dunia.

Korban diketahui bernama Iwan Kurniawan, warga Johar Baru, Jakarta Pusat.

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardhana mengatakan, keempat tersangka tersebut saat ini sudah ditahan.

"Sudah ada empat orang tersangka yang kami tahan," ujar Wisnu, Selasa (2/11/2021), dikutip dari Kompas.com.

Wisnu menambahkan, keempat tersangka memukuli korban sampai meninggal dunia menggunakan tangan kosong.

"Iya, menggunakan tangan kosong," singkat Wisnu.

Kronologi pengeroyokan

Peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu, 23 Oktober 2021. Dindin, kakak ipar korban, mengatakan bahwa korban saat itu pamit ke istrinya dan meninggalkan rumah sekitar pukul 14.30 WIB.

"Pukul 23.00 WIB tiba-tiba ada pihak manajemen dan petugas keamanan datang ke rumah yang menyatakan korban dibilang kecelakaan," ucap Dindin, dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/10/2021) lalu.

Baca juga: Mantan Napi Mengaku Jadi Korban Penganiayaan dan Pelecehan Seksual di Lapas Narkotika Yogyakarta

Saat mendapat kabar tersebut, istri korban bergegas ke RS. Pihak rumah sakit lalu meminta istri korban untuk menandatangi surat tindakan operasi.

"Istrinya merasa ini kan harus tindakan cepat juga, akhirnya ditandatangani," ujar Dindin.

Setelah menandatangani surat itu, istri korban baru kemudian diberi akses untuk melihat kondisi suaminya yang tergeletak tak sadarkan diri di tempat tidur RS. Namun, ia merasa ada kejanggalan pada kondisi korban.

"Kalau kecelakaan biasanya kan ada tuh luka-luka di badan. Nah ini tidak ada, justru luka lebam di bagian mata," ucap Dindin.

Merasa ada hal yang aneh, Dindin pun mendatangi RS tersebut keesokan harinya.

Dindin bertanya kepada para pegawai mengenai kronologi saat korban tiba di RS dan siapa yang mengantarkan korban. Namun, para pegawai RS tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

"Akhirnya saya gertak pihak rumah sakit bahwa saya akan lapor ke polisi. Mereka panik. Akhirnya saya diminta tunggu untuk langsung ketemu dengan pihak manajemen," kata Dindin.

Pengakuan rumah sakit, korban dikeroyok karena mencuri

Kepada Dindin, pihak manajemen RS akhirnya menceritakan versi yang berbeda dengan cerita sebelumnya.

Manajemen RS menyebutkan bahwa korban sempat melakukan pencurian terhadap pasien yang tengah dirawat di RS itu pada Sabtu lalu. Korban kemudian babak belur akibat dipukuli massa karena aksinya tepergok.

Baca juga: Brigadir SL Minta Maaf Sebar Video Penganiayaan Kapolres Nunukan: Saya Menyesal Tak Berpikir Jernih

"Katanya saudara saya itu dikeroyok massa. Masa iya massa masuk ke rumah sakit, ini sangat janggal bagi kami karena penjelasan awalnya saja sudah berbeda-beda," ucap Dindin.

Setelah mendengarkan penjelasan RS, Dindin pun membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Pusat.

Dindin mengatakan, korban sempat menjalani perawatan di RS Radjak, tetapi nyawanya tak tertolong.

Bapak tiga anak itu menghembuskan napas terakhir pada Selasa (26/10/2021).

"Mayatnya masih di RSCM untuk diotopsi. Kepala korban mengalami retak dan terjadi luka dalam," ujar Dindin.




Sumber : Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x