JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku, belum mengetahui penyebab solar langka di Provinsi Riau selama beberapa hari terakhir. Kelangkaan itu membuat masyarakat harus antre lama demi mendapatkan solar.
Menurut Arifin, stok solar masih banyak. Arifin pun mengunjungi Pertamina Hulu Rokan (PHR) Sektor Minas di Riau, Kamis (14/10/2021) kemarin.
"Solar banyak, stoknya banyak, saya masih enggak tahu kenapa sampai kekurangan. Apa bocor?," kata Arifin seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (15/10).
"Karena alokasinya dari pusat sudah cukup. Saya baru dengar ada kelangkaan, tidak ada langka-langka," tambahnya.
Arifin menyatakan akan segera mengecek penyebab kelangkaan solar di Riau. Sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas.
"Nanti saya sampaikan (ke Pertamina)," ujarnya.
Baca Juga: Komunitas Korban Asuransi: Kasus Wanda Hamidah Adalah Fenomena Gunung Es
Langkanya solar membuat antrean panjang terlihat di sejumlah SPBU di Riau. Bahkan di beberapa SPBU, pasokan solar sudah habis. Warga juga harus mengantre untuk membeli Pertalite.
Di saat Menteri ESDM mengaku belum mengetahui penyebab solar langka di Riau, Pertamina sudah menjelaskan hal itu akibat kuota solar sudah menipis.
Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga Taufikurachman mengatakan, saat ini sisa kuota BBM solar subsidi untuk Riau hanya 173.228 kilo liter. Jumlah itu diproyeksi tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun ini.
"Kuota itu pertama kali saya sampaikan di kuota awal (kuota BBM solar subsidi 2021 sebanyak 777.860 kilo liter). Ternyata ada pembaharuan dan untuk akhir tahun masih kurang," tutur Taufik kepada wartawan, Rabu (13/10/2021).
"Maka kita koordinasi dengan Pemda Riau untuk minta penambahan kuota pada BPH Migas, karena kewenangan menentukan ini mereka. Kami Pertamina, hanya salurkan ke masyarakat sesuai kuota," lanjutnya.
Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Ingin Stop Penjualan Motor dan Mobil yang Pakai BBM
Taufik juga membantah langkanya solar di Riau karena perubahan status level PPKM di wilayah itu. Menyiasati stok solar yang menipis, Pertamina pun mengatur distribusinya agar semua masyarakat bisa mendapatkannya.
"Sisa 173.228 itu bukan dibatasi, tapi kami kendalikan agar semua dapat. Bagaimana pun kami harus mengatur agar semuanya, dapat dan tersalurkan merata," ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau SF Hariyanto menyatakan kelangkaaan BBM di Riau karena kuota yang di plot Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas (Migas) untuk 12 kabupaten dan kota pada saat Riau menerapkan PPKM Level 4 beberapa waktu lalu.
"Artinya, kuota yang dimasukan itu pada saat Riau PPKM Level 4. Dimana saat itu kendaraan bus dan truk tidak banyak beroperasi," kata Hariyanto seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Pengumuman, Pemerintah Akan Setop Penjualan Motor dan Mobil yang Pakai BBM
Tapi sekarang, Riau sudah turun ke level 2 dan sudah banyak kendaraan yang kembali jalan.
"Artinya, saat ini kendaraan-kendaraan bus dan lainnya sudah banyak beroperasi di jalan. Kalau bus itu kan maksimum menggunakan BBM jenis solar sekitar 200 liter per bus. Atas kondisi itu, maka kebutuhan BBM sudah melebihi kuota yang di plot BPH Migas untuk kabupaten dan kota," paparnya.
Karena itu, pihaknya akan menyiapkan surat Gubernur Riau terkait permintaan tambahan kuota BBM yang dialokasikan ke Riau kepada BPH Migas.
"Insya Allah, minggu ini kita layangkan surat Pak Gubernur kepada BPH Migas untuk penambahan kuota BBM di Provinsi Riau. Sehingga, dalam situasi PPKM Level 2, kita bisa mendapatkan kuota BBM normal kembali," ujarnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.