Kompas TV regional viral

Mural 'Dipenjara Karena Lapar' Muncul Lagi di Tangerang, Langsung Dihapus Petugas

Kompas.tv - 21 Agustus 2021, 16:52 WIB
mural-dipenjara-karena-lapar-muncul-lagi-di-tangerang-langsung-dihapus-petugas
Lokasi mural bertuliskan DIPENJARA KARNA LAPAR di Jalan Gatot Subroto, kolong Fly Over Taman Cibodas, arah menuju Jatiuwung, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang. Menurut keterangan saksi mata, lukisan mural itu dubuat oleh sekelompok anak muda. Saat ini tulisan tersebut sudah dihapus oleh petugas (Sumber: Tribunnnews.com)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Fadhilah

Sementara di Tigaraksa, bukan gambar hanya tulisan besar berwarna putih berbunyi, "Tuhan Aku Lapar".

Kemudian di Pasuruan, Jawa Timur,  berupa gambar sosok kartun dengan tulisan, "Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit".   

Pembuat mural di Batuceper sempat diburu aparat kepolisian. Sementara pembuat mural di Tigaraksa didatangi polisi ke rumahnya.

Belum selesai dengan mural, sejumlah selebaran berisi kritikan di Klaten, Jawa Tengah, juga menarik perhatian.

Salah satu selebaran berbunyi, "17 Agustus tahun ini temanya bertahan hidup, dipaksa sehat di negara sakit, PPKM sampai mampus".

Aparat kepolisian pun harus mengusut selebaran berisi sindiran penanganan Covid-19 itu.

Kapolres Klaten AKBP Eko Prasetyo mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan terkait hal ini.

"Saat ini Polri, dalam hal ini Polres Klaten sedang melakukan penyelidikan terhadap selebaran-selebaran yang ada di wilayah Klaten, terkait perpanjangan PPKM," kata Eko dalam keterangannya, Rabu (18/8).

Baca Juga: Kabareskrim: Presiden Jokowi Tidak Berkenan Polri Responsif pada Kritik Lewat Mural

Menanggapi hal tersebut dia atas, seniman lukis Yayak Yatmaka, yang pernah dikejar aparat di masa Orde Baru karena lukisan-lukisan kritiknya, mengungkapkan bahwa kondisi saat ini sama seperti zaman Orde Baru.

"Sama seperti Orde Baru," katanya dalam acara "Satu Meja The Forum" di KOMPAS TV, Rabu (18/8/2021).

Yayak juga mempertanyakan, mengapa pelukis mural sampai harus diburu? "Kalau sudah ketemu mau diapakan?" tanyanya. 

Menurutnya, dengan menghapus dan mengejar pelukis mural bahkan bisa membuat banyak orang melukis hal sejenis.

"Nanti orang-orang akan menulis di tembok: bubarkan polisi, bubarkan satpol PP," jelasnya.

Menurut lelaki yang pernah bermukim di Jerman ini, mural-mural yang dipermasalahkan itu sangat bagus jadi tidak usah dihapus.

"Kalau ada gambar (mural), jangan dihapus jangan asal ngecat. Ajak kerja sama, ajak ngegambar bareng," katanya. 

Baca Juga: Ini Dia Nama-Nama Prajurit Elite TNI AU yang Kawal Evakuasi WNI di Afghanistan




Sumber : Kompas TV/Tribunnews




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x