PAPUA, KOMPAS.TV - Sekelompok massa di Kabupaten Dogiyai, Papua, mengamuk hingga membakar puluhan bangunan berupa kios dan rumah milik warga sekitar pada Kamis, (15/7/2021).
Komandan Korem 173/PVB, Brigjen TNI Iwan Setiawan, membenarkan adanya aksi pembakaran yang dilakukan sekelompok massa pada Kamis malam.
"Memang benar dalam aksi pembakaran yang dilakukan sekelompok warga di Kabupaten Dogiai, Kamis (15/7) malam," kata Iwan dikutip dari Antara, Jumat (16/7/2021).
Berdasarkan catatannya, Iwan mengungkapkan, terdapat 13 rumah dan 19 kios yang ludes terbakar dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Jokowi Minta Pemda dan TNI-Polri Habiskan 19 Juta Dosis Vaksin untuk Percepat Vaksinasi Covid-19
Dari kejadian pembakaran itu, kata Iwan, ada satu korban jiwa dari warga sipil yang dilaporkan meninggal dunia.
Menurutnya, korban meninggal tersebut karena ikut terbakar saat massa melakukan pembakaran rumah dan kios milik warga di Dogiyai.
"Satu warga sipil yakni Hendrik Simatupang (35) meninggal akibat terbakar," ucap Iwan.
Iwan menjelaskan, Hendrik Simatupang tidak bisa menyelamatkan diri saat terjadi pembakaran karena dalam kondisi sakit.
Tak hanya itu, Iwan menambahkan, terdapat dua warga yang terluka akibat terkena anak panah.
Kedua korban bernamaTheresa Parukka dan anaknya Aldo Paranoan yang mengalami patah tangan kanan. Mereka sudah dievakuasi ke Nabire.
Saat ini, situasi keamanan di lokasi kejadiam sudah nisbi kondusif. Warga sudah ada yang kembali ke rumah.
Baca Juga: Ini 2 Pasal Tambahan dalam Revisi UU Otsus Papua, Salah Satunya Soal Badan Khusus Dipimpin Wapres
Sedangkan yang ketakutan masih mengungsi di kantor koramil, polsek dan pos TNI.
Iwan menjelaskan, pembakaran yang dilakukan massa merupakam buntut dari penyerangan yang dilakukan orang sekelompok warga terhadap anggota Pasukan Khusus atau Paskhas TNI AU.
Sebelum terjadi insiden pembakaran, warga yang mengamuk menyerang lima anggota Paskhas.
Dari penyerangan itu, dua anggota mengalami luka, bahkan seorang di antaranya kritis.
Iwan mengatakan, kedua korban yang mengalami luka itu bernama Koptu Didik Prayudi dan Kopda Atok Tri Utomo.
"Dua anggota mengalami luka serius, yakni Koptu Didik Prayudi dan Kopda Atok Tri Utomo, hingga harus dilarikan ke RSUD Madi," kata Iwan.
Iwan menjelaskan, peristiwa penyerangan tersebut berawal saat sejumlah warga tepergok anggota Paskhas sedang pesta minuman keras di landasan pacu atau runway Bandara Moanemani.
Kelima anggota Paskhas TNI AU dari Yonko 463/Trisula yang tengah patroli lantas mendatangi sekelompok orang tersebut. Para anggota menegurnya dengan harapan mereka membubarkan diri.
Baca Juga: Polisi Bubarkan Demo Tolak Otonomi Khusus Papua
Namun, teguran anggota Paskhas itu justru memicu kemarahan warga yang tengah pesta miras. Mereka pun langsung melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam.
"Akibatnya dua anggota mengalami luka serius," ucap Iwan.
Setelah melakukan penyerangan, mereka justru malah makin beringas.
Mereka melakukan provokasi terhadap warga hingga akhirnya membakar sejumlah kios dan rumah yang berada di dekat lokasi.
Baca Juga: Ketua DPR: Pengesahan Undang-Undang Otsus Ditunggu Masyarakat Papua
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.