Kompas TV regional budaya

Mengenal Wayang Papua dari Sosok Lejar Hukubun

Kompas.tv - 27 Mei 2021, 15:57 WIB
mengenal-wayang-papua-dari-sosok-lejar-hukubun
Lejar Hukubun tertarik untuk membuat wayang Papua pada 2016 (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Deni Muliya

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Lejar Hukubun tertarik untuk membuat wayang Papua pada 2016.

Bukan hal yang biasa memang, wayang identik dengan budaya Jawa, sementara laki-laki kelahiran 30 tahun silam ini justru memilih Papua sebagai subyek wayangnya.

Semua berawal dari buku, ketika itu ia membaca buku Seni dan Daya Hidup dalam Perspektif Quantum yang ditulis Dwi Maryanto.

Lewat buku itu Lejar mendapat pencerahan perihal definisi seni, kreativitas, pentingnya mengamati, mendiskripsikan, dan menganalisis.

“Saya jadi terinspirasi, kalau saya menggabungkan dua hal yang berbeda itu sah, enggak apa-apa, itu boleh,” ujarnya, Kamis (27/5/2021).

Baca Juga: Mengenal Wayang Kristal Sardi Beib, Modal Botol Plastik Bekas Bisa Raup Untung Jutaan Rupiah

Keinginnanya untuk membuat sesuatu yang baru diperkuat dengan cara Steve Jobs melahirkan Apple yang menggabungkan hal lama dan baru.

Kedua hal itu membuka pikiran Lejar untuk menghasilkan karya seni yang memiliki unsur kebaruan.

Ia pun memilih wayang untuk dimodifikasi. Mengapa wayang?

Bagi Lejar, wayang secara simbolis memiliki makna yang sangat kuat.

Papua dipilih karena menjadi sebagian dari representasi sosok Lejar.

Lejar merupakan sulung dari dua bersaudara yang lahir dari seorang ibu Jawa dan bapak Maluku.

Namun, sang bapak tumbuh dan besar di Merauke.

Setelah menamatkan jenjang S1 jurusan Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, Lejar pun meneruskan pendidikannya ke jenjang S2.

Saat berurusan dengan tesis inilah ia semakin ingin bergelut dengan wayang Papua.

Mengingat tesis harus sistematis, Lejar pun memutuskan untuk memilih Merauke sebagai lokasi penelitiannya.

Ia berencana mengangkat suku Malin sebagai representasi wayang Papua untuk tesisnya.

Namun ternyata hal itu tidak memungkinkan.

Kepercayaan suku Malin tidak mengizinkan membuat bentuk boneka.

Wujud wayang dianggap menyerupai boneka.

Alhasil tesisnya pun berubah menjadi cerita gambar.

Sementara wayang Papua yang dipopulerkannya mengambil gambaran orang papua secara umum.

Salah satu ciri khasnya, berambut keriting.

Baca Juga: Perajin Wayang Golek Bertahan di Tengah Pandemi

Lejar mengenalkan wayang Papua sampai ke luar negeri.

Ia pernah memainkan wayang Papua dengan narasi pengenalan budaya Indonesia saat mengikuti pertukaran pelajar ke Hongaria pada 2018.

Sejumlah pementasan wayang Papua juga pernah dilakoninya seperti Art Fest Sewon pada 2019 dan pertunjukan di Royal House pada 2020.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x