MALANG, KOMPAS.TV- Korban meninggal dunia akibat kecelakaan mobil bak terbuka yang menabrak sebuah pohon di jalan raya Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Rabu (26/5/2021) siang bertambah menjadi delapan orang.
Polisi juga menduga penyebab kecelakaan lantaran sopir mobil pikap yang membawa rombongan ibu-ibu arisan tersebut mengantuk.
Kapolres Malang Ajun Komisaris Besar Hendri Umar menjelaskan dugaan awal, sopir kendaraan tersebut mengantuk dan terlelap sehingga mobil lepas kendali dan menabrak pohon.
"Penyebabnya kemungkinan besar adalah karena si sopir dalam keadaan ngantuk. Karena tadi sempat kami tanyakan, dia menyampaikan tidak dalam kecepatan yang terlalu tinggi. Tapi dalam keadaan ngantuk," kata Ajun Komisaris Besar Hendri Umar dalam konferensi pers di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar Kota Malang, Kamis (27/5/2021).
Baca Juga: Bawa Ibu-ibu Pulang Arisan, Mobil Bak Terbuka Tabrak Pohon, Tujuh Tewas, Polisi: Sopir Mengantuk
Menurut Kapolres, dugaan tersebut bukannya tanpa alasan. Hal ini diperkuat dengan keterangan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Di lokasi kejadian, imbuh Hendri, tidak ada tanda bekas sopir kendaraan pikap jenis L300 itu mengerem. Bukan hanya mengantuk, sang sopir diduga juga sempat terlelap hingga menabrak pohon.
"Ini juga dibuktikan dari pemeriksaan saksi-saksi yang sehat. Mereka sempat melihat kadang si sopir lambat, kadang si sopir cepat terus kemudian di TKP juga tidak ada bekas pengereman sama sekali. Jadi kemungkinan si sopir sempat terlelap akhirnya sampai menabrak pohon yang ada di sekitar TKP," paparnya.
Namun, Kapolres menyebut pihaknya masih mendalami penyebab kecelakaan itu. Hingga saat ini polisi masih memeriksa sopir dalam kejadian itu untuk memastikan dugaan tersebut.
Saat ini, sopir bernama Mochamad Asim (44) itu masih menjalani perawatan di RSSA lantaran mengalami patah tulang terjepit antara kabin mobil dengan pohon yang ditabraknya.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal Rombongan Arisan, 7 Orang Meninggal Dunia
"Nanti akan kami tindaklanjuti itu mas. Kami belum tindak lanjuti karena belum mendapat keterangan langsung dari si sopir," katanya.
Kapolres menambahkan, untuk korban meninggal akibat kecelakaan tunggal itu bertambah menjadi delapan orang. Setelah sebelumnya tujuh penumpang tewas di lokasi kejadian.
"Setelah kami update ada delapan orang yang meninggal dunia, di antara penumpang," kata Hendri.
Sedangkan, enam korban lainnya termasuk sopir mengalami luka. Empat orang dirawat di RSSA termasuk sopir. Dan dua orang dirawat di Rumah Sakit Sumber Sentosa di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
"Empat orang lainnya hingga saat ini masih dalam tahap perawatan yang intensif RSSA Kota Malang, kemudian dua orang mengalami luka ringan dan sekarang masih dilakukan perawatan juga di Rumah Sakit Sumber Sentosa," tandas dia dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut Hendri mengatakan, mobil pikap bak terbuka itu bermuatan 14 orang, termasuk sopir. Dari delapan korban yang meninggal dunia, enam orang merupakan perempuan dewasa dan dua orang lainnya merupakan perempuan yang masih anak-anak, berusia 7 dan 5 tahun.
"Delapan orang ini terdiri dari enam orang perempuan dewasa, kemudian juga dua orang masih anak kecil yang berumur sekitar 7 tahun dan 5 tahun," tambahnya.
Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Kereta Gantung Italia: Kabel Putus dan Rem Darurat Tak Berfungsi
Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, kecelakaan tunggal terjadi di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada Rabu (26/5/2021) siang. Mobil bak terbuka pikap jenis L300 dengan nomor polisi N 9610 BD menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
Mobil bak terbuka itu memuat rombongan perempuan yang merupakan warga Desa Ledoksari, Kecamatan Tumpang.
Mereka hendak pulang dari mendatangi acara arisan di Ranupani di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.