"Nanti akan kami tindaklanjuti itu mas. Kami belum tindak lanjuti karena belum mendapat keterangan langsung dari si sopir," katanya.
Kapolres menambahkan, untuk korban meninggal akibat kecelakaan tunggal itu bertambah menjadi delapan orang. Setelah sebelumnya tujuh penumpang tewas di lokasi kejadian.
"Setelah kami update ada delapan orang yang meninggal dunia, di antara penumpang," kata Hendri.
Sedangkan, enam korban lainnya termasuk sopir mengalami luka. Empat orang dirawat di RSSA termasuk sopir. Dan dua orang dirawat di Rumah Sakit Sumber Sentosa di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
"Empat orang lainnya hingga saat ini masih dalam tahap perawatan yang intensif RSSA Kota Malang, kemudian dua orang mengalami luka ringan dan sekarang masih dilakukan perawatan juga di Rumah Sakit Sumber Sentosa," tandas dia dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut Hendri mengatakan, mobil pikap bak terbuka itu bermuatan 14 orang, termasuk sopir. Dari delapan korban yang meninggal dunia, enam orang merupakan perempuan dewasa dan dua orang lainnya merupakan perempuan yang masih anak-anak, berusia 7 dan 5 tahun.
"Delapan orang ini terdiri dari enam orang perempuan dewasa, kemudian juga dua orang masih anak kecil yang berumur sekitar 7 tahun dan 5 tahun," tambahnya.
Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Kereta Gantung Italia: Kabel Putus dan Rem Darurat Tak Berfungsi
Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, kecelakaan tunggal terjadi di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada Rabu (26/5/2021) siang. Mobil bak terbuka pikap jenis L300 dengan nomor polisi N 9610 BD menabrak pohon yang ada di pinggir jalan.
Mobil bak terbuka itu memuat rombongan perempuan yang merupakan warga Desa Ledoksari, Kecamatan Tumpang.
Mereka hendak pulang dari mendatangi acara arisan di Ranupani di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.