"Dari kepolisian, dari yang sudah dipetakan, sebenarnya kelompok ini adalah kelompok yang besar, tapi yang aktif ada enam kelompok di Puncak, Intan Jaya, dan Nduga," ujarnya.
Beberapa di antaranya adalah kelompok lama.
Namun, ada pula kelompok baru dari kelompok Lekagak Telenggen yang aktif melakukan teror.
"Ada kelompok Lekagak Telenggen, Militer Murib, Sabinus Waker, ada kelompok Paniai, ada kelompok Ndugama Egianus Kogoya, dan ada sempalan-sempalan kelompok Lekagak yang sudah muncul," kata dia.
Baca Juga: Kapolda Papua Sebut 6 KKB yang Masih Aktif, Lekagak Telenggen hingga Egianus Kogoya
Ia menjelaskan, KKB pimpinan Lekagak Telenggen adalah kelompok yang paling aktif membuat aksi di Kabupaten Puncak pada 2021.
Sedangkan tahun 2020, KKB Sabinus Waker juga meneror warga Intan Jaya.
"Tidak boleh lagi orang melakukan aksi kekerasan bersenjata yang membuat orang trauma. Sehingga penindakan hukum dengan tegas dan terukur kami lakukan. Setelah kejadian di Beoga, kami menurunkan tim di sana untuk pemulihan dan penegakan hukum, kami menggeser kekuatan untuk menyekat di Ilaga. Semua penguatan di dua titik itu untuk melakukan penindakan kepada mereka (KKB),” tegas Kapolda.
Mathius D Fakhiri pun memastikan bahwa penanganan terhadap KKB belum berubah meski pemerintah melabeli kelompok itu sebagai teroris.
Baca Juga: TNI AD Kirim Pasukan Setan, Tim Elite untuk Buru KKB di Papua
Dia menegaskan, aparat keamanan sebisa mungkin mengedepankan pendekatan kesejahteraan sebelum melakukan penindakan hukum.
"Kami tegas tapi terukur, tidak main-main dengan kelompok ini, penegakan hukum itu kami lihat secara baik. Dampak penindakan itu jangan sampai menimbulkan persoalan baru. Kiami tidak mau penindakan ini membuat luka," tandas Fakhiri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.