Di saat sekarang ini, kata Dicky, Indonesia membutuhkan figur yang bisa menjadi teladan dalam menerapkan protokol kesehatan, sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
Baca Juga: Jusuf Kalla Ungkap Alasan Mau Jadi Wapres Jokowi, Ternyata Permintaan Megawati
Masyarakat perlu diingatkan bahwa situasi di Indonesia belum terkendali dari Covid-19. Sebab, tingkat positivity rate masih jauh dari angka 5 persen.
“Covid-19 ini masih lama, bisa dua tahun lagi. Korban akan makin banyak jatuh kalau tidak disiplin dan buat kerumunan terus,” ucap Dicky.
Tak hanya membahayakan masyarakat yang berkerumun, Dicky menyebut situasi kemarin di NTT juga bisa membahayakan Presiden Jokowi meskipun sudah disuntik vaksin Covid-19.
"Itu berisiko, walaupun Presiden (Jokowi) sudah divaksin, namun itu tetap beresiko tertular," ucap Dicky.
Baca Juga: Politikus Demokrat Asal NTT: Rakyat Maumere Sambut Presiden Jokowi, Saya Teringat Habib Rizieq
Lebih lanjut, Dicky menyampaikan, jika memang akan ada kegiatan pemberian bantuan, sebaiknya dilakukan tidak dengan cara berkerumun. Sebagai gantinya dilakukan melalui lembaga atau perwakilan masyarakat saja.
Ke depan, Dicky mengingatkan, agar kunjungan Presiden Jokowi ke daerah bisa diantisipasi, sehingga tidak menimbulkan kerumunan lagi.
"Harus diantisipasi jangan ada kerumunan lagi. Kesadaran warga masih rendah. Kewajiban tim presiden untuk koordinasi dengan warga di daerah, kalau ada kunjungan untuk tetap jaga protokol kesehatan," kata Dicky.
Baca Juga: Tindak Lanjuti Arahan Presiden Jokowi, Tiga Kementerian Ini Bentuk Tim Kajian UU ITE
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.