“Kami harapkan generasi milenial seperti kami terlibat dalam pengawasan partisipatif, karena kita ketahui pengawasan dari masyarakat masih sangat kurang, sehingga pemuda perlu berperan,” ucap Sholihin.
“Strateginya kita bisa ikut berbaur bersama masyarakat untuk memberi tahu adanya money politik, pelanggaran lainnya, memberi imbauan dan pengetahuan akan ruginya dan undang-undangnya seperti apa,” tambah Ulfah.
Baca Juga: Cegah Keteteran, Bawaslu Kalsel Perkuat Sistem Pengelolaan Data Informasi dan Pendokumentasian
Ketua Bawaslu Kalsel, Erna Kasypiah optimistis sikap kritisme dan idealisme yang masih dimiliki kaum milenial dapat membawa pada kesadaran aturan pilkada, menghindari pelanggaran, melaporkannya bahkan hingga pada mengajak orang lain untuk tidak melakukan pelanggaran pilkada.
“Yang diharapkan pada milenial yaitu tahap pertama mengerti dan tidak melakukan pelanggaran, kedua melaporkan pelanggaran dan ketiga mengajak orang lain untuk tidak melanggar,” terang Erna Kasypiah.
Tidak hanya itu, Pada hari pencoblosan para pengawas partisipan ini nantinya akan dibekali formulir untuk dapat melaporkan kondisi di tps, melaporkan jika ada pelanggaran hingga pada hasil perolehan suara di TPS masing-masing ke Bawaslu.
Lebih jauh di masa pandemi, selain melakukan upaya pencegahan dan pelaporan pelanggaran pilkada, para pengawas partisipan ini juga akan membantu pelaksanaan protokol kesehatan.
Baca Juga: Simulasi Pencoblosan di Pilkada 2020, dari Wajib Masker Hingga Kenakan Sarung Tangan Plastik
Sebelumnya, peran para Alumni SKPP telah muncul diantaranya pembuatan video pencegahan pelanggaran pilkada, sosialisasi ke masyarakat hingga ada pula yang membuat buku saku.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, dihadirkan narasumber yang merupakan Ketua Bawaslu Kalsel terdahulu, Mahyuni, untuk menyampaikan paparan terkait pengawasan partisipatif.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.