BUKITTINGGI, KOMPAS TV - Mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago ternyata memimpin rombongan klub motor gede Harley-Davidson yang melakukan pengeroyokan terhadap dua anggota TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Diketahui, pengeroyokan terhadap Serda Muhammad Yusuf dan Serda Mistari berlangsung di Jalan dr. Hamka, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Usai kejadian itu, sebanyak 5 anggota komunitas moge itu ditetapkan tersangka, dan belasan unit motor Harley-Davidson diamankan.
Baca Juga: Salah Seorang Anggota Klub Harley Pengeroyok TNI Baru Berusia Belasan Tahun
Kompas TV menerima list daftar anggota klub moge yang ikut dalam rombongan tersebut pada Minggu (1/11/2020). Dari 21 nama, ternyata ada nama Djamari Chaniago.
Djamari memimpin rombongan yang sedang touring dengan tujuan Sabang, Aceh. Touring yang diikuti 21 pengendara ini bertajuk Long Way Up Sumatera Island, dan berlangsung 29 Oktober hingga 8 November 2020.
Namun, karena ada peristiwa penganiayaan itu, touring HOG Siliwangi itu harus terhenti. Perjalanan mereka rencananya melalui Padang, Bukittinggi, Medan, Aceh, dan finish di Sabang pada 6 November 2020.
Terkait insiden pengeroyokan terhadap dua anggota TNI oleh anggotanya, sebenarnya permasalahan tersebut sudah selesai dengan cara damai.
Baca Juga: IMI Respons Aksi Pengeroyokan Rombongan Moge Harley di Bukittinggi
Djamari Chaniago sebagai ketua rombongan telah menyampaikan permintaan maafnya karena ulah beberapa anggotanya.
Namun Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Irwansyah tak terima. Ia memerintahkan anak buahnya untuk melaporkan tindak penganiayaan oleh klub motor Harley-Davidson itu ke polisi.
Pelaporan tersebut dilakukan saat Djamari Chaniago dan rombongannya sedang bersilaturahmi dengan Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara.
Setelah insiden pengeroyokan itu, nama Djamari Chaniago menjadi perhatian publik.
Baca Juga: Imbas Insiden Moge di Bukittinggi, Komunitas Harley-Davidson Keluarkan Surat Edaran
Sebab, selain memimpin rombongannya touring, Djamari Chaniago juga sebagai ketua Harley-Davidson Owner Group (HOG) Siliwangi Bandung Chapter Indonesia.
Apalagi Djamari juga sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial atas kejadian itu. Menurut dia, kasus pengeroyokan itu hanya kesalahpahaman saja dan itu hal yang biasa.
“Sudah selesai, jangan lagi kau tanya-tanya. Pak Dandim ada, Pak Subdenpom ada. Itu kesalahpahaman saja. Biasa itu, apa persoalan kecil saja bisa jadi besar,” ujar Djamari.
Sebelum pensiun dan memimpin klub moge, sosok Djamari Chaniago diketahui pernah menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan TNI.
Baca Juga: Rombongan Moge Harley-Davidson Pengeroyok TNI Dipimpin Mantan Pangkostrad
Itu karena kedekatan Djamari dengan Panglima ABRI (Pangab) Jenderal TNI, Wiranto. Karena kedekatan itu, Djamari mendapatkan jabatan penting dalam waktu singkat.
Betapa tidak, jabatan Pangkostrad sebelumnya diisi oleh Letjen TNI Jonny Lumintang.
Namun, Jonny hanya menjabat selama 24 jam alias sehari sebelum akhirnya Wiranto menggantinya dengan menunjuk Djamari Chaniago.
Selama menjabat Pangkostrad, Letnan TNI (Purn) Djamari Chaniago dipercaya untuk meredam situasi yang saat itu tengah memanas pascaturunnya Presiden RI Jenderal TNI H.M.Soeharto tahun 1998 silam.
Baca Juga: Michael Simon Pengusaha Ternama yang Ditahan Usai Keroyok 2 TNI, Butuh 4 Tahun untuk Punya Moge
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.