JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Bayangan atau "Shadow Organization" yang belakangan diklarifikasi sebagai "Mirroring" oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sedang menjadi sorotan.
Istilah "Shadow Organization" pertama kali dicetuskan Nadiem Makarim di forum PBB bertajuk Transforming Education Summit di New York, September 2022.
Dalam forum itu, Nadiem mengklaim memiliki 400 orang ahli dalam bidang IT termasuk product manager, software engineer, dan data scientist.
"(Mereka) bekerja sebagai organisasi bayangan yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk Kementerian," ujar Nadiem dalam video yang diunggah di Instagramnya.
Selain itu, ia juga mengklaim 400 orang "Tim Bayangan" tersebut bukanlah vendor untuk kementerian.
"Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, produk yang telah diciptakan berupa aplikasi pendidikan membantu para guru dan murid.
"Berikut adalah beberapa contoh aplikasi yang kami buat. Kami membuat situs belanja online untuk semua sekolah. Bayangkan sekolah di daerah yang sulit dijangkau bisa belanja kebutuhan yang sama dengan harga yang sama dengan sekolah di kota besar," ungkap Nadiem.
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat Anita Jacoba Gah mengkritik Nadiem Makarim, salah satunya mengenai Tim Bayangan.
"Anda boleh bangga ditepuk-tangan di PBB. Tapi bagi kami tidak. Kami tidak bangga sama sekali," ujar Anita di ruang rapat Komisi X DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).
Anita mengatakan bahwa program yang dibuat oleh Nadiem, nyatanya belum bisa dinikmati oleh semua kalangan.
"Karena kalau kami bodoh, tidak mungkin kami dipilih rakyat. Itu sudah pasti. Karena kami bicara dengan data yang ada. Program ada, anggaran ada, dirasakan oleh rakyat atau tidak? Kalau tidak dirasakan oleh rakyat, bagi kami anda tidak berhasil," tuturnya.
"Orang luar negeri boleh tepuk tangan karena mereka tidak tahu apa-apa. Tapi kita di negeri ini, kita yang tahu," kata Anita.
Selain itu, Anita juga mempertanyakan mengenai manfaat "Tim Bayangan", apakah bisa memberi solusi untuk masyarakat Indonesia.
"Kemudian kami dengar di PBB anda dengan bangganya ada 400 tim bayangan. Kenapa masih banyak ketertinggalan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)? Kenapa? Dan 400 tim bayangan itu apa kebanggaannya? Dan coba jelaskan mengapa kita harus bangga dengan anda, Pak Menteri?" cecar Anita.
Belakangan Nadiem mengklarifikasi bahwa "Shadow Organization" yang dimaksud adalah vendor bernama GovTech Edu yang berada di bawah anak perusahaan PT Telkom.
"Mereka adalah vendor," kata Menteri Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X di DPR RI, Senin (26/9/2022).
"Banyak anak-anak muda mau bergabung ke dalam tim GovTech Edu tersebut untuk membangun produk-produk ini," ujarnya.
Mereka diklaim telah merilis lima produk untuk membantu sistem pendidikan yaitu Merdeka Mengajar, ARKAS, SIPLah, Kampus Merdeka, Rapor Pendidikan dan Belajar.id.
Kebanyakan anggota dari "Tim Bayangan" ini, ungkap Nadiem, berasal dari start-up teknologi seperti Gojek, Grab, Bukalapak, Traveloka, Zalora, dan OVO.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.