Akmal lantas menyebutkan, kasus mundurnya Gilang bisa menjadi indikator anak-anak muda potensial yang mengerti industri bola, bakal ogah masuk ke dunia sepak bola Indonesia.
"Ini bikin kapok anak muda yang ingin gerakkan industri. Selain Gilang, ada Atta Halilintar yang kini pilih fokus futsal dan Prily Latuconsina (Persikota Tangerang). Mereka terpental karena orang lama yang haus kekuasaan," sebutnya.
Akmal lantas mengkritik kepemillikan klub dan konflik kepentingan dalam sepak bola Indonesia.
"Di sepak bola tidak boleh cross ownership. Sekarang Raffi Ahmad sebagai contoh, ia punya tiga kepemilikan. Ini tidak bener. Ini harus dibenerin PSSI."
Selain memilik RANS Nusantara FC dan saham di Arema FC, Raffi Ahmad disebut-sebut juga punya saham di Persija Jakarta.
"Ada potensi conflict of interest. Misalnya, RANS lagi jeblok, bisa minta tolong Persija Jakarta atau Arema FC, ini nggak benar. Maka dari itu, di statuta FIFA melarang itu, tapi di kita malah boleh. Ini harus dibenerin," paparnya.
Baca Juga: Mundur dari Posisi Presiden Arema FC, Gilang Widya Ngaku Terimbas Tragedi Kanjuruhan: Saya Trauma
Sebelumya diberitakan, Gilang mundur dari posisi presiden Arema FC usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 jiwa. Ia mengaku trauma atas peristiwa tersebut.
Sambil menangis dan dengan suara terbata-bata, Gilang menyatakan mundur dari jabatannya pada Sabtu (29/10/2022) siang.
Keputusan tersebut disampaikannya secara langsung kepada awak media di Kandang Singa, sebutan bagi kantor Arema FC di Jl. Mayjend Panjaitan no.42, Malang, Jawa Timur.
Gilang menyatakan, ia sekaligus berpamitan karena ia menyatakan bakal rehat dari dunia sepak bola.
"Saya memutuskan untuk istirahat dan rehat dari dunia sepak bola," kata Gilang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.