LIVERPOOL, KOMPAS.TV - Liverpool FC mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 yang menerpa skuad mereka tidak separah dugaan awal. Pasalnya, banyak kasus Covid-19 di skuad The Reds ternyata positif palsu (false positive).
Hal tersebut disampaikan Juergen Klopp usai partai Liverpool vs Shrewsbury Town pada babak ketiga Piala FA, Minggu (9/1/2022) lalu.
Sebelumnya, Liverpool melaporkan banyak kasus baru di antara para pemainnya. Juergen Klopp dan asisten pelatih Pepijn Lijnders turut dilaporkan positif Covid-19.
Setelah partai lawan Chelsea, 2 Januari lalu, The Reds melaporkan serangkaian kasus Covid-19 baru.
Banyaknya kasus membuat klub menutup pusat latihan pada Rabu (5/1) pertengahan pekan lalu.
Imbasnya, Liverpool pun meminta pihak English Football League (EFL) menjadwalkan ulang leg pertama semifinal Piala Liga kontra Arsenal. Laga ini sedianya dilangsungkan pada 6 Januari.
Baca Juga: Milan Rencana Gaet Striker Liverpool Lord Origi Gantikan Zlatan Ibrahimovic
Laga ini dipindahkan menjadi leg kedua pada 20 Januari. Sedangkan partai di Anfield, 13 Januari, akan menjadi leg pertama.
Akan tetapi, Liverpool kemudian mengonfirmasi bahwa pemain yang benar-benar positif dari serangkain tes pasca laga kontra Chelsea hanyalah Trent Alexander-Arnold.
“Situasinya ya seperti ini. Kami kira kami diterpa penularan parah pekan lalu dan itu ternyata banyak yang positif palsu,” kata Klopp dikutip Liverpool Echo.
Terkini, menurut laporan The Athletic, sejumlah klub Inggris komplain ke EFL terkait badai Covid-19 Liverpool yang ternyata dipenuhi positif palsu.
Klub-klub yang tak terima dilaporkan mempertanyakan apakah Liverpool tahu informasi ini sebelum partai lawan Arsenal.
Apabila The Reds mengetahuinya, seharusnya mereka bisa tetap menghadapi Arsenal sesuai jadwal.
Klub-klub tersebut diketahui pernah meminta penundaan laga kepada EFL karena kasus Covid-19, tetapi ditolak.
Baca Juga: Fakta-fakta Seputar Pemberian Vaksin Booster Covid-19 Indonesia yang Dimulai Besok
Apabila Liverpool terbukti meminta penundaan laga walau tahu banyak hasil tes sekadar positif palsu, mereka terancam hukuman berat.
The Athletic melaporkan, kecurigaan muncul karena Liverpool menempuh dua kali tes dengan tingkat akurasi tinggi.
Tes pertama memakai metode lateral flow device (LFD). Tes ini menunjukkan banyak kasus positif.
Hasil tes kemudian coba dipastikan dengan uji PCR dari laboratorium independen. Hasilnya juga banyak yang positif.
Akan tetapi, usai tanggal awal partai Arsenal vs Liverpool, tes ketiga dilakukan dan ditemukan banyak kasus positif palsu.
Pihak Liverpool enggan enggan berkomentar mengenai pengetesan atau menjelaskan kapankah mereka menerima hasil tes ketiga.
Adapun metode LFD selama ini dkenal amat terpercaya. Menurut National Health Service (NHS) Inggris Raya, tes LFD memiliki spesifisitas hingga 99,97%.
Maka dari itu, hasil positif palsu dari tes LFD diyakini teramat jarang. Hasil positif palsu beruntun seperti yang diterima Liverpool pun tergolong ekstrem.
Baca Juga: Jejak Karier Coutinho: Dibesarkan Liverpool, Redup di Barcelona Kini Berharap Bangkit di Aston Villa
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.