KABUL, KOMPAS.TV - Para pemain timnas sepak bola putri Afghanistan akhirnya bisa bernafas lega setelah bebas dari kekuasaan Taliban.
Mereka dilaporkan telah meninggalkan Kabul dengan menumpang pesawat evakuasi milik Australia bersama 75 orang lainnya, Selasa (24/8/2021).
Atas keberhasilan evakuasi tersebut, Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (FIFPRO) mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang membantu proses evakuasi di Afghanistan.
"Para wanita muda ini, baik sebagai atlet dan aktivis, berada dalam posisi berbahaya dan atas nama rekan-rekan mereka di seluruh dunia, kami berterima kasih kepada komunitas internasional karena telah datang membantu mereka," kata FIFPRO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Associated Press.
Mundur ke belakang ketika Taliban menguasai Afghanistan pada 1996-2001, banyak kegiatan olahraga dan rekreasi termasuk sepak bola dilarang untuk semua warga negara di sana.
Sementara perempuan bahkan dilarang meninggalkan rumah tanpa ditemani kerabat laki-laki dan sering menjadi sasaran serangan seksual yang mengerikan.
Baca Juga: Taliban Ancam Amerika dan Inggris Jika Militernya Tak Hengkang dari Afghanistan
Setelah kekuasaan Taliban runtuh dan diganti dengan pemerintahan baru yang didukung Amerika Serikat, olahraga kembali bergeliat di Afghanistan.
Salah satu olahraga yang paling digandrungi rakyat Afghanistan adalah sepak bola.
Setelah memiliki timnas putra, timnas sepak bola putri Afghanistan juga dibentuk pada tahun 2007 lalu.
Sepak bola pun kemudian sangat populer di Afghanistan dengan munculnya bintang-bintang nasional putra dan putri dan sering disiarkan di TV.
Namun, hal tersebut menjadi masalah karena ketika Taliban kembali berkuasa seperti saat ini, mereka menjadi target yang sangat mudah dicari.
Para pemain sepak bola khususnya wanita disarankan untuk bersembunyi dan menghapus unggahan di media sosial serta foto-foto mereka bersama tim untuk membantu menghindari pembalasan Taliban.
Baca Juga: Trauma Kapten Timnas Sepak Bola Afghanistan ketika Taliban Berkuasa
Karena jika sampai tertangkap, mereka akan dijadikan budak seks oleh Taliban dan disiksa hingga kematian datang.
"Ini mengerikan untuk dipikirkan. Mereka sendiri mengatakan bahwa mereka ada di sana untuk melakukan jihad dan bahwa mereka memilih gadis-gadis sebagai budak seks," kata pelatih kiper Wida Zemarai dikutip dari Daily Mail.
"Jika Taliban menangkap gadis-gadis itu, mereka tidak akan membiarkan mereka terbaring di rumah seperti boneka. Mereka ingin menggunakan mereka sebagai budak seks dan menyiksa mereka. Mungkin sampai mereka mati," tutur Zemarai.
Sementara itu, mantan kapten timnas sepak bola putri Afghanistan Khalida Popal bersyukur para pemain telah berhasil dievakuasi.
Popal yang juga menjadi tim penasehat FIFPRO dalam upaya evakuasi berharap, para pemain bisa menemukan kehilangan yang lebih baik di luar Afghanistan.
“Beberapa hari terakhir sangat menegangkan tetapi hari ini kami telah mencapai kemenangan penting,” kata Popal.
"Para pesepakbola wanita telah berani dan kuat di saat krisis dan kami berharap mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik di luar Afghanistan," lanjutnya.
Baca Juga: Taliban Tolak Perpanjangan Waktu Evakuasi di Bandara Kabul, Amerika Serikat Kebut Penerbangan
Sumber : AP/Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.