Namun, hal tersebut menjadi masalah karena ketika Taliban kembali berkuasa seperti saat ini, mereka menjadi target yang sangat mudah dicari.
Para pemain sepak bola khususnya wanita disarankan untuk bersembunyi dan menghapus unggahan di media sosial serta foto-foto mereka bersama tim untuk membantu menghindari pembalasan Taliban.
Baca Juga: Trauma Kapten Timnas Sepak Bola Afghanistan ketika Taliban Berkuasa
Karena jika sampai tertangkap, mereka akan dijadikan budak seks oleh Taliban dan disiksa hingga kematian datang.
"Ini mengerikan untuk dipikirkan. Mereka sendiri mengatakan bahwa mereka ada di sana untuk melakukan jihad dan bahwa mereka memilih gadis-gadis sebagai budak seks," kata pelatih kiper Wida Zemarai dikutip dari Daily Mail.
"Jika Taliban menangkap gadis-gadis itu, mereka tidak akan membiarkan mereka terbaring di rumah seperti boneka. Mereka ingin menggunakan mereka sebagai budak seks dan menyiksa mereka. Mungkin sampai mereka mati," tutur Zemarai.
Sementara itu, mantan kapten timnas sepak bola putri Afghanistan Khalida Popal bersyukur para pemain telah berhasil dievakuasi.
Popal yang juga menjadi tim penasehat FIFPRO dalam upaya evakuasi berharap, para pemain bisa menemukan kehilangan yang lebih baik di luar Afghanistan.
“Beberapa hari terakhir sangat menegangkan tetapi hari ini kami telah mencapai kemenangan penting,” kata Popal.
"Para pesepakbola wanita telah berani dan kuat di saat krisis dan kami berharap mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik di luar Afghanistan," lanjutnya.
Baca Juga: Taliban Tolak Perpanjangan Waktu Evakuasi di Bandara Kabul, Amerika Serikat Kebut Penerbangan
Sumber : AP/Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.