Kompas TV nasional peristiwa

Dikritik Pernyataan "Dimasak Saja" Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo, Hasan Nasbi Klarifikasi

Kompas.tv - 22 Maret 2025, 16:35 WIB
dikritik-pernyataan-dimasak-saja-teror-kepala-babi-ke-jurnalis-tempo-hasan-nasbi-klarifikasi
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi saat ditemui usai Sidang Kabinet Paripurna dan buka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat malam (21/3/2025). (Sumber: Antara)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengklarifikasi pernyataannya terkait teror kepala babi yang dikirimkan kepada jurnalis dan host Sinar Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica. 

Hasan menyatakan bahwa respons santai yang diberikan Francisca terhadap teror tersebut merupakan langkah yang tepat untuk melemahkan efeknya.

Sebelumnya, Hasan menyampaikan pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025) malam. Saat itu, ia menanggapi pengiriman kepala babi tersebut dengan mengatakan, “Dimasak saja.”

Baca Juga: Anggota Komisi I DPR: Respons Jubir Presiden soal Teror Kepala Babi ke Tempo Kurang Etis

Namun, Hasan menegaskan bahwa pernyataannya bukan untuk meremehkan ancaman, melainkan untuk memperlihatkan bahwa teror semacam ini tidak efektif jika tidak ditanggapi dengan ketakutan. 

“Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu,” kata Hasan kepada dikutip dari Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).

Menurut Hasan, pendekatan yang dilakukan Francisca membuat pelaku kehilangan daya tekan.

“Menurut saya kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh,” ujarnya.

Hasan membandingkan situasi ini dengan reaksi publik saat terjadi bom Thamrin pada 2016. Saat itu, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa setelah kejadian, bahkan ada yang berjualan di sekitar lokasi ledakan. 

“Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut. Jadi KPI-nya enggak kesampaian,” katanya.

Baca Juga: Komnas Perempuan Desak Polisi Usut Tuntas Teror Kepala Babi terhadap Jurnalis Tempo

Lebih lanjut, Hasan menegaskan bahwa sikapnya bukan berarti mengecilkan kebebasan pers. Ia mendorong Tempo untuk melaporkan kejadian ini kepada aparat penegak hukum agar pelaku dapat diproses sesuai aturan. 

“Menurut saya kalau dilaporkan ke polisi, polisi harus cari tahu tuh siapa yang mengirimkan itu. Tapi dari sisi kita, kita kan enggak tahu apa-apa. Dari sisi si wartawan Tempo itu sudah benar,” ujarnya.

Hasan menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa teror semacam ini sudah usang dan tidak relevan. “Kita harus menghadapi hal seperti ini dengan proporsional. Jika tidak ada ketakutan, maka pelaku akan kehilangan tujuan mereka,” kata Hasan.

Sebelumnya diberitakan, Redaksi Tempo menerima kiriman paket misterius berisi kepala babi dengan kedua telinganya terpotong dari orang tak dikenal. 

Paket itu dibungkus kardus, styrofoam, dan plastik, tanpa surat pengantar, hanya tertulis satu kata: "Cica", merujuk pada jurnalis sekaligus host Bocor Alur Politik Tempo, Francisca Christy Rosana.

Paket tersebut pertama kali diterima petugas keamanan kantor pada Rabu (19/3/2025), dan baru sampai ke tangan Cica pada Kamis (20/3/2025) sore setelah kembali dari liputan. 

Saat dibuka, bau busuk langsung tercium, membuat redaksi memutuskan membawanya ke luar ruangan karena khawatir menimbulkan bahaya. Setelah diperiksa, terlihat kepala babi terbungkus rapat dalam plastik. 

Baca Juga: Diteror Kepala Babi! Tempo Bawa Rekaman CCTV Lapor Bareskrim Polri

Sebelumnya, sejumlah organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait insiden teror kepala babi di kantor Tempo. Pernyataan Hasan dinilai tidak berempati dan mengabaikan prinsip kebebasan pers.

Alih-alih menyampaikan keprihatinan, Hasan justru menyatakan bahwa kepala babi tersebut sebaiknya “dimasak” saja. Pernyataan itu pun menuai kritik dari berbagai pihak.

Koalisi Masyarakat Sipil, yang terdiri dari sejumlah organisasi hak asasi manusia dan demokrasi, menilai pernyataan Hasan tidak pantas diucapkan oleh pejabat negara. 

“Selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers,” ujar perwakilan Koalisi dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/3/2025).

"Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden," kata pernyataan tersebut.

Koalisi juga meminta Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mendiamkan pernyataan tersebut. Menurut mereka, pernyataan Hasan berpotensi mengandung unsur kebencian terhadap jurnalis atau media yang kritis. 

“Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya,” kata pernyataan tersebut.


Selain itu, Koalisi menilai pernyataan Hasan mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah terhadap kebebasan sipil. 


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Komentar (4)
moerdiono , mensesneg era orde baru 👍👍👍👍👍 tidak pernah mengklarifikasi pernyataannya, karena selalu benar.



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x