Google kemudian mengakui kesalahan tersebut dan beralasan ada data yang tidak akurat dari pihak ketiga.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Dr. Pratama Persadha, menilai kesalahan ini bukan sekadar gangguan teknis, tetapi berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Pratama menekankan, kesalahan seperti ini tidak bisa dianggap remeh, terutama karena lambannya perbaikan yang dilakukan.
Google sebagai penyedia informasi utama bagi banyak orang memiliki tanggung jawab untuk memastikan keakuratan data yang ditampilkan.
Pratama menilai dalam ekosistem digital global, Google seharusnya memiliki mekanisme yang lebih cepat dalam menangani kesalahan informasi finansial.
Jika tidak, kepercayaan publik terhadap akurasi data di platform tersebut bisa menurun karena menimbulkan kebingungan, keresahan, bahkan kegaduhan di tengah masyarakat.
"Ketergantungan publik terhadap Google sebagai sumber informasi membuat kesalahan dalam nilai tukar menjadi lebih dari sekadar kekeliruan biasa," lanjutnya.
"Banyak individu, pelaku bisnis, dan investor yang menggunakan Google sebagai patokan dalam membuat keputusan ekonomi. Jika informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan, hal ini berpotensi menimbulkan dampak finansial yang merugikan, baik dalam skala kecil maupun besar."
"Misalnya, seorang pebisnis yang mengandalkan nilai tukar untuk menentukan harga jual produk ekspor bisa saja membuat keputusan yang salah karena mengacu pada angka yang tidak akurat. Begitu pula dengan wisatawan atau pekerja migran yang hendak menukar uang mereka," ujar Pratama.
Sementara dampak disinformasi bisa lebih buruk dan berpengaruh besar terhadap kredibilitas seseorang atau institusi.
Beberapa contoh disinformasi termasuk propaganda politik, manipulasi pasar saham, hingga penyebaran isu SARA.
Penting bagi individu dan lembaga untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, memilih sumber berita yang kredibel, dan meningkatkan literasi digital agar tidak mudah tertipu oleh misinformasi dan disinformasi.
Masyarakat bisa mencari informasi dari sumber resmi atau dari media yang sudah terdaftar di Dewan Pers untuk meminimalkan misinformasi dan disinformasi.
Baca Juga: Pengamat: Kesalahan Kurs Rp8.170 per 1 USD di Google Bisa Picu Kegaduhan
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.